Ponorogo, LINGKARWILIS.COM – Usaha yang dilakukan Ribut Sasongko, warga Desa Grogol, Kecamatan Sawoo, Kabupaten Ponorogo, patut diacungi jempol. Dengan modal barang-barang bekas pakai, bapak tiga anak ini berhasil menciptakan kerajinan aquascape yang unik.
Berbeda dengan aquascape tradisional yang biasa dibuat di dalam akuarium, Ribut memilih media gentong dari tanah liat. Hasilnya, aquascape bertema curug gentong ini mampu mendatangkan pundi-pundi rupiah bagi keluarganya.
“Alhamdulillah, hasilnya lumayan dan selalu laku kalau saya membuat,” ungkap Ribut kepada wartawan pada Kamis (10/10/2024).
Ribut menceritakan bahwa ide membuat karya seni ini berawal dari kegelisahannya melihat barang-barang bekas di rumah yang tidak terpakai, seperti kawat, jaring, dan sisa semen. “Bahan-bahan itu awalnya sudah tidak terpakai, lalu saya coba buat aquascape dari gentong dan ternyata berhasil,” jelasnya.
Baca juga : Pjs Bupati Kediri Serahkan 822 Sertifikat Program PTSL di Pare
Ia menambahkan bahwa setiap aquascape buatannya menggambarkan keindahan alam, lengkap dengan miniatur air terjun, jembatan, dan kolam berisi ikan hias. “Proses pembuatannya membutuhkan ketelitian, terutama dalam menyusun elemen-elemen limbah agar menciptakan kesan alami,” ujarnya.
Setiap karya Curug Gentong milik Ribut dijual dengan harga bervariasi, mulai dari Rp500 ribu hingga Rp3 juta, tergantung pada ukuran dan kompleksitas desainnya. Karya-karyanya bahkan diminati konsumen dari luar daerah, seperti Bandung, Malang, dan Surabaya.
“Harganya mulai dari Rp500 ribu hingga Rp3 juta, tergantung ukuran dan kerumitan desain,” beber Ribut.
Karya Curug Gentong ini membuktikan bahwa limbah, jika diolah dengan kreativitas dan ketekunan, dapat diubah menjadi seni yang tidak hanya memanjakan mata, tetapi juga mendatangkan penghasilan.
Baca juga : Pj Wali Kota Kediri Ikuti Doa Bersama Pilkada Aman dan Damai
“Kreativitas adalah kunci. Limbah yang sebelumnya dianggap tidak berharga bisa menjadi produk seni yang bernilai tinggi,” tutup Ribut.***
Reporter: Sony Dwi Prastyo
Editor: Hadiyin