Ponorogo, LINGKARWILIS.COM – Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Ponorogo memeriksa sejumlah Early Warning System (EWS) yang dipasang di tiga titik lokasi sungai. Tujuannya memastikan bahwa perangkat pendeteksi banjir berfungsi dengan baik.
Hasil pemeriksaan menunjukkan bahwa dari tiga EWS yang dimiliki oleh BPBD Ponorogo yang terpasang di Sungai Tempuran, Sungai Gendol, dan Sungai Ngampel semuanya mengalami kerusakan pada bagian lampu peringatan. Meskipun demikian, bagian sensor ketinggian air berfungsi dengan baik.
“Bagian lampu sirene tidak menyala, namun untuk sensor ketinggian air berfungsi dengan baik, sudah kami uji beberapa kali,” ungkap Kepala Pelaksana (Kalaksa) BPBD Ponorogo, Masun, Senin (4/12/2023).
Masun tidak dapat menentukan dengan pasti penyebab kerusakan pada bagian lampu sirene. Meskipun demikian, dia mengakui bahwa bagian tersebut sering mengalami kerusakan dan bahkan sudah beberapa kali mengalami penggantian.
“Sensornya beroperasi dengan baik, meskipun lampunya sudah beberapa kali diganti, namun sudah kami catat dan akan melaporkannya kepada rekanan untuk diperbaiki,” jelasnya.
Mantan Kepala Dipertahankan tersebut menambahkan bahwa perbaikan akan segera dilakukan. Dia menargetkan agar perangkat tersebut dapat berfungsi kembali sebelum puncak musim penghujan tiba.
“Kami akan segera melakukan perbaikan karena saat ini sudah memasuki musim penghujan, dan alat ini juga berfungsi sebagai deteksi dini untuk memberikan peringatan dini terhadap potensi banjir,” tambahnya.
Selain tiga perangkat tersebut, Masun mengungkapkan bahwa secara keseluruhan, Ponorogo memiliki enam EWS. Tiga di antaranya dioperasikan oleh Balai Besar Wilayah Sungai Bengawan Solo (BBWS), salah satunya terpasang di Sungai Sekayu yang merupakan pertemuan empat aliran sungai.
“Ponorogo memiliki 14 aliran sungai, dan empat di antaranya bermuara di Sungai Sekayu yang sering meluap dan menyebabkan banjir,” tutupnya..***