Daerah  

Trenggalek Rawan Karhutla di Puncak Musim Kemarau, Masyarakat Diminta Waspada

Waspada Potensi Karhutla di Puncak Musim Kemarau, Ayo Kita Jaga Bersama !
Petugas saat memadamkan api (angga)

Trenggalek, LINGKARWILIS.COM – Masyarakat Kabupaten Trenggalek diminta meningkatkan kewaspadaan terhadap potensi Kebakaran Hutan dan Lahan (Karhutla) seiring dengan puncak musim kemarau yang sedang berlangsung.  Trenggalek, memasuki fase kritis di mana ancaman kebakaran hutan dan lahan meningkat signifikan.

Mengacu pada data dari BMKG, Stasiun Meteorologi Kelas I Juanda Sidoarjo, puncak musim kemarau di Trenggalek terjadi antara Juli hingga Agustus, setelah dimulainya musim kemarau pada Mei lalu. Kondisi ini tidak hanya menimbulkan risiko kebakaran hutan, tetapi juga meningkatkan potensi kekeringan.

“Kami mengimbau masyarakat untuk selalu waspada dan berhati-hati, terutama saat beraktivitas di kawasan hutan yang rawan kebakaran,” ujar Kepala BPBD Trenggalek, Triadi Admono, Jumat (9/8).

Baca juga : Setelah Pemiliknya Dibunuh, Rumah warga Palestina di Tepi Barat Selatan Diledakkan Tentara Israel 

Puncak musim kemarau sebelumnya pernah menyebabkan Karhutla yang parah di Trenggalek. Pada tahun 2023, tercatat terjadi 53 kebakaran hutan dan lahan di 29 desa yang tersebar di 11 kecamatan. Peristiwa ini diperparah oleh kekeringan meteorologis, yang membuat kondisi lebih kering dibandingkan tiga tahun sebelumnya.

Selain ancaman Karhutla, kekeringan juga menjadi perhatian utama. Menurut peta rawan bencana kekeringan, seluruh wilayah di Trenggalek berpotensi terdampak.

Sebagai langkah antisipatif, petugas lintas sektoral di Trenggalek terus menggalakkan edukasi dan sosialisasi untuk mencegah terjadinya kebakaran hutan. Kegiatan ini melibatkan kepolisian, Perhutani, dan pemerintah daerah setempat, serta pemasangan rambu-rambu peringatan, seperti yang dilakukan di Kecamatan Pogalan.

Baca juga : Kota Kediri Dinobatkan Peringkat Pertama Kota Paling Berkelanjutan dalam Bidang Akses dan Mobilitas, Ini Tanggapan PJ Wali Kota

Kapolsek Pogalan, Iptu Rudi Sugiarto, menyatakan bahwa sosialisasi yang dilakukan secara masif ini bertujuan untuk meminimalisir risiko Karhutla. Wilayah Pogalan yang sebagian besar berupa kawasan hutan di bawah naungan Perhutani, memiliki kerawanan tinggi terhadap kebakaran, terutama di musim kemarau panjang.

Sosialisasi juga melibatkan Lembaga Masyarakat Desa Hutan (LMDH) dan pesanggem di berbagai wilayah Trenggalek. Misalnya, di Kecamatan Tugu, petugas memasang spanduk imbauan di kawasan Gunung Jemukan dan Gunung Watu.

“Mari kita bersama-sama melestarikan hutan dan mencegah Karhutla,” kata Kapolsek Tugu, AKP Panut.***

Reporter : Angga Prasetya
Editor : Hadiyin

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *