Fenomena ini menunjukkan peningkatan dari tahun ke tahun, menandakan minat masyarakat Kabupaten Ponorogo untuk menyekolahkan anaknya di SD negeri semakin menurun. Anggota DPRD Kabupaten Ponorogo, Relelyanda Solekha Wijayanti, menegaskan bahwa pihaknya telah sering berdialog dengan Dinas Pendidikan (Dindik) Kabupaten Ponorogo terkait inovasi yang harus dilakukan untuk meningkatkan daya tarik sekolah negeri.
“Sebenarnya kita sudah sering mengingatkan (dindik) untuk menghimbau SD negeri untuk selalu berinovasi agar jadi daya tarik para wali murid, agar permasalahan seperti ini tidak selalu terulang,” ungkap Lely kepada wartawan, Jumat (19/7/2024).
Lely menyadari bahwa pola pikir wali murid saat ini telah bergeser, di mana sekolah swasta menawarkan inovasi yang tidak dimiliki oleh sekolah negeri, terutama dalam hal pendalaman pelajaran agama seperti hafalan serta bimbingan rohani.
“Kondisi saat ini berbeda dengan yang dulu, saat ini wali murid fokus kepada sekolah yang bisa memberikan pelajaran agama lengkap, tidak hanya sekedar mata pelajaran agama,” tegas politisi PDI Perjuangan tersebut.
Ia menekankan bahwa sebagai wali murid, mereka tentu akan memilih sekolah yang memiliki nilai tambah, terutama dalam hal pelajaran agama, yang dinilai penting bagi pertumbuhan anak. Oleh karena itu, landasan pelajaran agama harus lebih ditekankan meski di SD negeri. Selain itu, sekolah juga harus kooperatif dengan Taman Kanak-Kanak (TK) setempat jelang pendaftaran siswa baru.
Menanggapi kondisi ini, Lely menyatakan akan segera memanggil Dinas Pendidikan untuk meminta konfirmasi sekaligus mencari solusi agar SD negeri tidak kekurangan murid lagi.
“Mungkin dalam waktu dekat kami akan memanggil dinas pendidikan untuk mendengarkan konfirmasi dari pihak dinas serta berdiskusi upaya-upaya menyelesaikan masalah-masalah kekurangan murid di berbagai sekolah negeri di Ponorogo,” tandas Lely.***
Editor : Hadiyin