LINGKARWILIS.COM – Sembilan desa di Kabupaten Tulungagung khawatir akibat tanaman padi berluaskan 900 hektare gagal panen akibat pembukaan sepihak Dam Pacar di Desa Junjung, Kecamatan Sumbergempol, Tulungagung.
Dari informasi yang diterima sembilan desa tersebut tersebar di dua kecamatan diantaranya Kecamatan Boyolangu (Desa Sanggrahan, Pucung Kidul, Boyolangu, Kendalbulur, dan Ngranti) dan Kecamatan Campurdarat (Desa Tanggung, Desa Pojok, Desa Pelem, dan Desa Wates).
Warga dari sembilan desa itu kemudian mengadakan diskusi dengan Dinas PUPR Tulungagung dan Polres Tulungagung di kantor Dinas PUPR Tulungagung pada Selasa (3/9/2024) terkait pembukaan Dam Pacar.
Suhariyanto, salah satu pengurus Himpunan Petani Pemakai Air (HIPPA) Desa Tanggungung menjelaskan bahwa pada malam Senin (2/9/2024), pintu Dam Pacar dibuka oleh pihak yang tidak bertanggung jawab.
Akibatnya, air dari dam tersebut terbuang sia-sia ke sungai parit agung dan tidak menyuplai sembilan desa yang membutuhkan.
Sekitar 900 hektare lahan padi dari sembilan desa tersebut terancam gagal panen karena kekurangan pasokan air. Hal ini memicu kekhawatiran masyarakat mengenai siapa yang bertanggung jawab atas pembukaan dam tanpa koordinasi tersebut.
“Kami tentu tidak terima dengan kondisi ini, kalau bisa pihak yang tidak bertanggung jawab ini dihukum sesuai aturan yang ada. Kami juga meminta agar pengairan untuk 9 desa terdampak ini bisa dipulihkan, apalagi ini untuk kebutuhan pangan,” kata Suhariyanto pada Selasa (3/9/2024).
Di Desa Tanggung sendiri, sekitar 200 hektare lahan padi terkena dampak dari tindakan tersebut. Suhariyanto menegaskan bahwa pihaknya tidak bisa menerima kondisi ini dan meminta agar pengairan untuk sembilan desa dapat segera dipulihkan.
Kepala Dinas PUPR Tulungagung, Dwi Hari Subagyo, menjelaskan bahwa sumber pengairan untuk sembilan desa tersebut berasal dari dua daerah irigasi, yaitu Kalidawir dan Lodoyo.
Saat ini, sumber air dari Kalidawir mengalami penurunan debit yang signifikan, memerlukan waktu berbulan-bulan untuk kembali normal. Namun, daerah irigasi Lodoyo diharapkan dapat meningkatkan pasokan air untuk lahan di sembilan desa tersebut.
“Kita sudah berkooordinasi dengan pihak Perusahaan Umum Jasa Tirta (PJT) untuk membuka daerah irigasi Lodoyo agar petani dari 9 desa ini mendapat pasokan air,” kata Dwi Hari Subagyo.
Masalahnya, pihak PJT sudah melakukan pembagian air secara terencana untuk wilayah lain seperti Sumbergempol dan Wajak.
Meskipun demikian, upaya sedang dilakukan untuk mengalihkan sebagian pasokan air ke sembilan desa tersebut guna memulihkan pengairan.
Dwi Hari Subagyo menambahkan bahwa solusi jangka pendek adalah dengan memanfaatkan daerah irigasi Lodoyo untuk mengalirkan air ke sembilan desa.
Walaupun pasokan air mungkin tidak optimal dan harus dibagi bergiliran, langkah ini diharapkan dapat meminimalkan kerugian akibat ancaman gagal panen.