Daerah  

Tidak Mau Ambil Risiko, Dinas PUPR Kota Kediri Batalkan Rencana Pelebaran Jalan Ngampel-Gayam, Ini Infonya

Tidak Mau Ambil Risiko, Dinas PUPR Kota Kediri Batalkan Rencana Pelebaran Jalan Ngampel-Gayam
Jalur Ngampel-Gayam yang wacananya akan dilakukan pelebaran sebagai jalur alternatif bagi masyarakat yang tidak melewati tol (dea)

Kediri, LINGKARWILIS.COM – Dinas PUPR Kota Kediri menunda wacana pelebaran jalur alternatif di Ngampel-Gayam karena kondisi emosional masyarakat yang terdampak pembangunan tol Kediri-Tulungagung sedang tidak baik-baik saja.

Warga terdampak pembangunan tol Kediri-Tulungagung memasang poster berisi protes kepada pemerintah karena nilai ganti rugi yang dinilai terlalu rendah.

“Kalau design untuk jalan tol salah satu wacananya yaitu memperlebar jalan yang di pertigaan Ngampel-Gayam ke arah barat. Wacananya sebagai jalan alternatif untuk ke bandara,” jelas Kabid Bina Marga, I Made Dwi Permana, Jumat (27/10/2023).

Antisipasi Tindakan Anarkis dari Warga, Satpol PP Kota Kediri Jaga Ketat Bacchus Pool & Lounge

Lebih lanjut lagi Made menjelaskan jika wacana tersebut meminta agar jalan tol didesain lubang atau box di bawah jalan tol sebesar 9 meter, karena sebelumnya hanya 6 meter.

Ia tidak menginginkan kedepannya jika pelebaran jadi dilakukan mereka harus membobol jalan tol lagi, sebagai pencegahan Made meminta agar desain awal 9 meter di jalan Ngampel-Gayam.

“Itu akan menjadi salah satu jalan akses atau alternatif bagi masyarakat dari arah Mrican dan Banyakan jika tidak lewat tol bisa lewat Ngampel-Gayam,” ungkap Made.

Pembangunan masih belum dilaksanakan dan masih menjadi wacana karena harus ada pembicaraan dengan warga karena jalan Ngampel-Gayam melewati sawah dan perkampungan.

Praktisi Hukum : Perlu Sanksi Berat Agar Pengembang Perumahan di Kota Kediri Tidak Seenaknya

Dengan posisi warga yang masih sensitif dengan pembebasan lahan, pihak Dinas PUPR Kota Kediri tidak ingin ambil risiko dan memilih untuk mengundur wacana pelebaran jalan Ngampel-Gayam.

“Untuk saat ini pembangunannya dilakukan secara bertahap, biar jalan tol diselesaikan dulu, baru kemudian kita tata lagi seperti apa. Juga menimbang kondisi emosional dari warga sendiri,” urainya.

“Karena kita tahu dari kasus jalan tol kemarin masyarakat ada yang sampai pasang poster protes, dan yang dikhawatirkan ketika kita mendesain yang lain lagi nanti adanya hal-hal serupa,” pungkas Made.***

Reporter : Dhea Safira
Editor : Hadiyin

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *