6 Fakta Unik Hari Valentine, Ternyata Pernah Dihapus dari Kalender!

6 Fakta Unik Hari Valentine, Ternyata Pernah Dihapus dari Kalender!
Ilsutrasi Hari Valentine dan fakta unik lainnya (Pixabay/Jill Wellington)

LINGKARWILIS.COM – Hari Valentine yang dirayakan setiap tanggal 14 Februari selalu identik dengan perayaan cinta, bunga mawar, dan kartu ucapan romantis. Namun, di balik kemeriahannya, ada sejarah panjang yang tidak selalu manis.

Namun, dibalik nuansa romantis ini, Hari Valentine memiliki sejarah panjang yang berakar dari tradisi kuno, legenda para santo hingga perubahan budaya yang membentuknya menjadi perayaan seperti sekarang.

Meski sering dikaitkan dengan kebahagiaan dan romansa, Hari Valentine juga memiliki sisi lain yang menarik untuk ditelusuri.

Bahkan, perayaan Hari Valentine sempat dihapus dari kalender resmi Vatikan! Bagaimana kisah di baliknya? Berikut enam fakta unik tentang Hari Valentine yang mungkin belum pernah Anda dengar.

G-Dragon BIGBANG Umumkan Tur Dunia 2025 Bertajuk “Übermensch”

6 Fakta Unik Hari Valentine

1. Paris, Kota Pertama yang Merayakan Valentine Secara Resmi

Pada abad ke-15, Paris menjadi kota pertama yang menggelar perayaan resmi Hari Valentine. Raja Charles VI dari Prancis mendirikan *La Cour Amoureuse*, atau Pengadilan Cinta, yang dipimpin oleh perempuan.

Lembaga ini bertugas menangani berbagai perkara cinta, termasuk pernikahan, perceraian, perselingkuhan, dan kekerasan dalam rumah tangga.

2. Valentine Pertama: Puisi Cinta dari Dalam Penjara

Tradisi bertukar kartu Valentine telah berlangsung lebih dari 600 tahun. Salah satu contoh tertua berasal dari Charles, Duke of Orleans yang pada tahun 1415 mengirim puisi penuh kasih kepada istrinya dari dalam penjara di Tower of London.

Dalam puisinya, ia menyebut istrinya sebagai “Valentine,” istilah yang kemudian berkembang menjadi simbol kasih sayang.

3. Esther Howland, Pencetus Industri Kartu Valentine

Hari Valentine di Amerika Serikat awalnya lebih bernuansa humor dibandingkan romantis. Namun, segalanya berubah ketika Esther Howland mulai memproduksi kartu ucapan Valentine pada 1870-an.

Terinspirasi dari desain kartu di Inggris, ia menciptakan versi yang lebih indah dan emosional. Berkat inovasinya, ia dikenal sebagai “Ibu Valentine Amerika.”

4. Dari Festival Pagan ke Hari Cinta

Sejarah Hari Valentine diyakini berakar dari festival Romawi kuno bernama Lupercalia (perayaan berdarah penuh dengan kekerasan) yang dirayakan pada 13-15 Februari.

Dalam ritual ini, pria mencambuk wanita muda untuk meningkatkan kesuburan mereka. Seiring perkembangan zaman, tradisi ini bertransformasi menjadi perayaan cinta yang lebih romantis.

5. St. Valentine dan Pengorbanan Demi Cinta

Legenda lain menyebutkan bahwa Hari Valentine berasal dari kisah seorang pendeta bernama St. Valentine, yang menentang larangan pernikahan bagi pemuda yang diterapkan Kaisar Romawi Claudius II.

Demi membela cinta, ia menikahkan pasangan secara diam-diam. Namun, aksinya diketahui, dan ia dieksekusi pada 14 Februari sekitar tahun 270 M.

6. Hari Valentine Pernah Dihapus dari Kalender Resmi Vatikan

Meski sempat menjadi hari raya resmi sejak tahun 496 M berkat Paus Gelasius I, Hari St. Valentine akhirnya dihapus dari kalender liturgi utama oleh Paus Paulus VI pada 1969.

Keputusan ini diambil karena kurangnya bukti sejarah mengenai sosok St. Valentine yang sebenarnya.

Namun, beberapa gereja seperti Anglikan dan Lutheran tetap mempertahankan perayaannya, sementara Gereja Ortodoks Timur merayakannya pada 6 Juli.

Sejarah Hari Valentine

Asal-usul Hari Valentine sering dikaitkan dengan kisah St. Valentine, seorang pendeta yang hidup pada abad ke-3 di Roma.

Pada masa itu, Kaisar Claudius II melarang pernikahan bagi pemuda karena menganggap mereka lebih cocok menjadi prajurit.
Valentine menentang kebijakan ini dan menikahkan pasangan secara rahasia. Aksinya diketahui, dan ia dijebloskan ke penjara.

Dalam tahanan, Valentine dikisahkan membantu putri sipir yang sedang sakit dan mengirimkan catatan terakhir bertuliskan “From Your Valentine” sebuah ungkapan yang masih digunakan hingga kini. Ia dieksekusi pada 14 Februari 270 M dan dikenang sebagai martir cinta dan kesetiaan.

Versi lain dari legenda ini menyebutkan bahwa Valentine dihukum mati karena membantu orang Kristen melarikan diri dari penjara Romawi.

Ia dikatakan memberikan potongan perkamen berbentuk hati kepada mereka sebagai simbol kasih sayang dan pengingat akan cinta Tuhan. Simbol hati yang kini umum digunakan dalam perayaan Hari Valentine mungkin berakar dari kisah ini.

Dari Ritual Pagan hingga Perayaan Kristen

Sejumlah sejarawan percaya bahwa Valentine awalnya berkaitan dengan Lupercalia, sebuah festival Romawi yang dirayakan setiap 15 Februari untuk memperingati kesuburan.

Dalam ritual ini, para pendeta akan menyembelih kambing dan anjing sebagai simbol kesuburan dan pemurnian.

Kulit kambing yang telah dicelup darah kemudian digunakan untuk mencambuk wanita muda, yang diyakini akan meningkatkan kesuburan mereka.

Perayaan ini juga mencakup undian pasangan, di mana pria lajang memilih nama perempuan dari sebuah bejana dan menjadi pasangan mereka selama setahun, sering kali berujung pada pernikahan.

Ketika Kristen mulai berkembang, Paus Gelasius I pada abad ke-5 berupaya menghapus ritual pagan tersebut dengan menetapkan 14 Februari sebagai Hari St. Valentine.

Namun, perayaan ini baru benar-benar dikaitkan dengan cinta romantis pada Abad Pertengahan, ketika masyarakat Prancis dan Inggris percaya bahwa burung mulai kawin pada pertengahan Februari.

Munculnya Tradisi Kartu Valentine

Tradisi memberikan kartu Valentine berawal dari Abad Pertengahan. Catatan tertua berasal dari tahun 1415, ketika Charles, Duke of Orleans, menulis puisi cinta untuk istrinya dari dalam penjara Tower of London.

Puisi tersebut kini tersimpan di British Library. Beberapa tahun kemudian, Raja Henry V disebut-sebut menyewa seorang penulis untuk membuat pesan Valentine bagi istrinya, Catherine dari Valois.

Pada abad ke-18, bertukar catatan dan hadiah kasih sayang menjadi kebiasaan di berbagai kalangan.

Tren ini semakin populer ketika Esther A. Howland, seorang wanita asal Massachusetts, memproduksi kartu Valentine secara massal pada tahun 1840-an.

Dikenal sebagai “Ibu Valentine Amerika,” ia memperkenalkan desain inovatif dengan renda kertas dan kotak bayangan yang menjadi ciri khas kartu Valentine modern.

Perayaan Valentine di Era Modern

Pada awal 1900-an, kartu ucapan tulisan tangan mulai tergantikan oleh kartu cetak, menjadikan Valentine sebagai momen penting dalam industri kartu ucapan.

Hingga kini, lebih dari satu miliar kartu Valentine dikirimkan setiap tahunnya, menjadikannya perayaan pemberian kartu terbesar kedua setelah Natal.

Valentine juga tidak hanya populer di Amerika Serikat, tetapi dirayakan di berbagai negara seperti Inggris, Meksiko, Kanada, Prancis, dan Australia.

Sejarah panjang Hari Valentine menunjukkan bahwa perayaan ini bukan sekadar ajang komersial, melainkan tradisi yang telah berkembang dari waktu ke waktu.

Lebih dari sekadar kartu dan hadiah, Hari Valentine tetap menjadi simbol universal untuk mengungkapkan kasih sayang dan cinta.

Editor: Shadinta Aulia Sanjaya

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *