Ahmad Redam Sunalis, Tukang Sampah yang Ubah Abu Pembakaran Jadi Berkah

Ahmad Redam Sunalis: Tukang Sampah yang Ubah Abu Pembakaran Jadi Berkah
Ahmad Redam Sunalis ketika menyelesaikan kerajinan berbahan abu pembakaran sampah. (aziz)

Blitar, LINGKARWILIS.COM – Ahmad Redam Sunalis, warga Desa Jatinom, Kecamatan Kanigoro, Kabupaten Blitar, telah menunjukkan kreativitas luar biasa dengan mengubah abu sisa pembakaran sampah menjadi kerajinan unik. Ia berhasil menciptakan miniatur candi dan patung burung garuda yang diminati oleh berbagai pihak, termasuk pemerintah desa.

Abu pembakaran sampah yang biasanya dianggap sampah tak berguna, ternyata di tangan Sunalis bisa menjadi ladang rezeki. “Saya memanfaatkan abu yang biasanya dibuang atau diambil untuk uruk tanah. Saya buat kerajinan yang unik dan ramah lingkungan,” ujar Sunalis.

Sunalis yang sehari-harinya bekerja sebagai petugas pengolahan sampah di Tempat Pengolahan Sampah Terpadu (TPSP) Punokawan, Desa Jatinom, mulai tertarik mengolah abu pembakaran untuk dijadikan kerajinan setelah merasa kerepotan dengan banyaknya sisa abu yang tidak terpakai. Awalnya ia mencoba-coba membuat maket dari abu, dan meskipun sempat kesulitan, ia tetap tekun hingga akhirnya berhasil.

Baca juga : Geger, Dua Perempuan, Kakak-Adik, Warga Ngadiluwih, Kediri, Ditemukan Tewas Membusuk 

“Saya coba-coba membuat miniatur, awalnya sulit, tetapi semakin lama saya ketagihan dan bisa,” tambahnya.

Pembuatan kerajinan ini cukup sederhana. Abu sisa pembakaran dicampur dengan semen dan tetes tebu untuk memadatkan bahan. Setelah itu, campuran tersebut dimasukkan ke dalam cetakan, dibiarkan kering, dan kemudian diberi warna. “Mudah saja, yang penting telaten,” ujar Sunalis yang juga aktif sebagai pengurus Komunitas Sedulur Karang Taruna (Sekata) Blitar Raya.

Awalnya, kerajinan ini dibuat hanya untuk koleksi pribadi. Namun, tak disangka, banyak perangkat desa yang tertarik dengan produk unik ini. Bahkan hampir seluruh pemerintah desa di Kecamatan Kanigoro memesan kerajinan dari abu ini, khususnya miniatur burung garuda dan candi Penataran, candi ikonik Kabupaten Blitar.

Banyaknya permintaan dari pemerintah desa menunjukkan betapa kerajinan ini tak hanya unik, tetapi juga berpotensi sebagai pemicu kreatifitas warga untuk memanfaatkan barang-barang yang selama ini dianggap tidak berguna.

Baca juga : Musim Hujan di Awal Tahun, Harga Jagung di Kediri Turun Rp 200 per Kilogram

Sunalis juga menyebutkan bahwa miniatur burung garuda sering kali menjadi daya tarik utama. “Kerajinan ini bisa menjadi cerminan kreativitas yang bisa menginspirasi warga untuk lebih memanfaatkan barang yang tak berguna,” ungkapnya.

Kerajinan yang dibuat Sunalis dijual dengan harga yang cukup terjangkau. Miniatur candi dihargai Rp 75.000 per unit, sementara miniatur burung garuda dijual dengan harga Rp 150.000. Sunalis yakin bahwa kerajinan berbahan dasar abu ini memiliki prospek cerah, mengingat bahan bakunya mudah didapat dan proses pembuatannya tidak rumit. “Daripada dibuang, lebih baik dimanfaatkan untuk mendatangkan penghasilan,” kata Sunalis yang sudah 10 tahun mengolah sampah di TPSP tersebut.

Kreativitasnya tidak hanya memberi manfaat pribadi tetapi juga memberi inspirasi bagi warga Blitar untuk lebih kreatif memanfaatkan limbah yang ada di sekitar mereka.***

Reporter: Aziz Wahyudi

Editor : Hadiin

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *