LINGKARWILIS.COM – Aghanistan Timur dilanda bencana pada hari Senin ketika hujan lebat mengakibatkan banjir yang mematikan, menewaskan sedikitnya 40 orang dan melukai hampir 350 lainnya, menurut pejabat Taliban. Sementara di daerah lain, sedikitnya 17 orang tewas ketika sebuah bus terbalik di jalan raya utama.
Sharafat Zaman Amar, juru bicara Kementerian Kesehatan Masyarakat Afghanistan, mengkonfirmasi bahwa 40 orang meninggal dalam badai Senin dan 347 lainnya terluka parah.
Mereka telah dirawat di rumah sakit daerah di Nangarhar setelah evakuasi dari Jalalabad, ibu kota provinsi, dan distrik-distrik sekitarnya.
Sediqullah Quraishi, juru bicara provinsi Nangarhar, menyatakan bahwa di antara korban tewas adalah lima anggota keluarga yang terbunuh ketika atap rumah mereka roboh di distrik Surkh Rod. Empat anggota keluarga lainnya mengalami luka-luka serius.
Lebih lanjut, Quraishi melaporkan bahwa sekitar 400 rumah dan 60 tiang listrik rusak parah di seluruh provinsi Nangarhar. Gangguan listrik menyebabkan banyak daerah mengalami pemadaman, sementara komunikasi terputus di Jalalabad. Perkiraan kerusakan masih dalam proses, tambahnya.
Abdul Wali, 43 tahun, yang menjadi saksi mata kejadian, menggambarkan bahwa angin kencang menghantam daerah tersebut dengan kekuatan yang mengangkat benda-benda ke udara, diikuti oleh hujan deras. Putrinya yang berusia 4 tahun mengalami luka ringan dalam kejadian tersebut.
Kejadian ini mengingatkan pada tragedi bulan Mei, di mana banjir bandang mengakibatkan lebih dari 300 orang tewas dan ribuan rumah hancur, terutama di provinsi Baghlan Utara, menurut Program Pangan Dunia.
Sementara itu, laporan dari kantor berita resmi Taliban, Bakhtar News Agency, mencatat bahwa sedikitnya 17 orang tewas dan 34 lainnya terluka ketika sebuah bus terguling di jalan raya utama yang menghubungkan Kabul dan Balkh di provinsi Baghlan Utara.
Penyebab pasti kecelakaan ini masih belum jelas, namun kondisi jalan yang buruk dan perilaku mengemudi yang ceroboh sering kali menjadi faktor penyebab insiden serupa di Afghanistan.
Editor: Shadinta Aulia Sanjaya