KEDIRI, LINGKARWILIS.COM – Tradisi jamasan atau pembersihan pusaka tahunan sudah rutin dilakukan oleh empu sekaligus tokoh spiritual, Ki Pandu Laksono, di kediamannya di Dusun Manukan, Desa Jabon, Kecamatan Banyakan, Kabupaten Kediri. Kegiatan yang berlangsung pada Jumat Kliwon (27/6/2025) ini menarik perhatian ratusan pemilik pusaka dari berbagai daerah.
Setidaknya 900 bilah pusaka, mulai dari keris, tombak, hingga pedang, dibersihkan secara khusus dengan metode tradisional agar pamornya kembali tampak. Bagi Ki Pandu, jamasan bukan sekadar membersihkan, tetapi juga menyingkap asal-usul serta nilai historis sebuah pusaka.
“Pamor yang muncul bisa mengisyaratkan usia dan latar belakangnya. Ada pusaka dari era Kerajaan Singosari, Majapahit, Mataram, hingga Pajajaran. Inilah pentingnya jamasan, bukan hanya merawat secara fisik, tapi juga menggali sejarahnya,” tutur Ki Pandu kepada wartawan di padepokannya.
Baca juga : Porprov Jatim 2025, Kota Kediri Raih 28 Medali dalam Sehari, Target Tiga Besar Kian Nyata
Tak hanya sebagai empu, Ki Pandu dikenal luas di kalangan pegiat spiritual Jawa Timur. Reputasinya membuat banyak orang datang bukan hanya untuk menjamas pusaka, tetapi juga untuk mendapatkan panduan spiritual.
Dalam prosesi jamasan, pamor keris yang semula buram perlahan terlihat terang dan menonjol. Hal ini kerap menjadi momen paling ditunggu para pemilik pusaka. Seperti diungkapkan oleh Bu Denik, seorang pelanggan asal Yogyakarta, yang rutin datang setiap tahun.
“Setelah dijamas, keris saya seperti memiliki energi baru. Warnanya lebih tegas dan terlihat lebih berkarisma,” ungkapnya.
Baca juga : ASN di Kabupaten Kediri Difasilitasi Pemeriksaan Kesehatan Gratis, Upaya Menjaga Produktivitas Kerja
Tradisi jamasan yang dirawat Ki Pandu bukan hanya melestarikan budaya warisan leluhur, tapi juga menghidupkan kembali nilai-nilai spiritual dan sejarah yang melekat pada setiap pusaka.***
Reporter: Agus Sulistyo Budi
Editor: Hadiyin