LINGKARWILIS.COM – Toni Sugiantoro (21), pemuda asal Desa Banjaragung, Kecamatan Bareng, Kabupaten Jombang berhasil menjadi seorang polisi walaupun memiliki latar belakang yang sederhana.
Anak bungsu dari Endang Sukesi, seorang penjual rempeyek dan tukang permak baju, Toni harus menghadapi kehidupan setelah kehilangan ayahnya, Pitoro, dan satu-satunya kakaknya. Kini, Toni hidup bersama ibunya, berjuang di tengah keterbatasan ekonomi.
Keadaan ekonomi yang sulit justru memotivasi Toni untuk mengejar mimpinya menjadi seorang polisi,dia ingin membuat ibunya bangga dan mengangkat derajat keluarganya.
“Saya ingin orangtua saya bangga. Apalagi ibu hanya berjualan rempeyek dan permak baju. Bapak sudah meninggal, kakak juga sudah meninggal. Tahun ini batas umur saya mendaftar,” ujarnya kepada wartawan, Kamis (11/07/2024).
Dengan semangat yang tinggi, Toni mempersiapkan diri mengikuti seleksi calon anggota Polri. Setiap hari, selain membantu ibunya membuat rempeyek, Toni juga rajin berlatih fisik. Ia menyadari bahwa tahun 2024 adalah kesempatan terakhirnya untuk mendaftar karena batas maksimal usia.
Masih Berkeliaran! Polisi Terus Memperdalam Identitas Begal Payudara di Tulungagung
Berkat kegigihan dan kerja kerasnya, serta dukungan dari orang-orang baik yang membantu biaya bimbingan belajar (bimbel), Toni berhasil lolos seleksi menjadi anggota Polri tanpa biaya sepeser pun. Ia akan mengikuti pendidikan tamtama pada 23 Juli 2024.
“Alhamdulillah masuk Polri gratis, tidak bayar sama sekali, hanya bimbel tapi itu juga saya dibantu orang yang baik dan memberikan semangat agar selalu fokus kejar cita-cita,” ucapnya dengan penuh syukur.
Kebahagiaan Toni turut dirasakan oleh ibunya, Endang Sukesi, yang tak kuasa menahan tangis haru melihat putranya berhasil meraih cita-cita. Endang mengungkapkan rasa syukur dan kebanggaannya.
“Sangat senang sekali, bangga sekali punya anak bisa sukses walaupun orangtuanya kurang mampu, jualan rempeyek setiap hari hasil tidak seberapa dan permak baju, tapi ada orang baik membantu bimbel anak saya, saya berterima kasih,” kata Endang sambil terisak.
Endang menceritakan bahwa ia tak henti-hentinya berdoa dan berpuasa demi kesuksesan Toni.
“Dengan kondisi ekonomi kami, seperti tidak mungkin. Tapi alhamdulillah Toni berhasil diterima. Bapaknya kepengen sekali anaknya jadi pegawai tidak seperti orang tuanya yang hanya mreman (buruh) ke sawah. Selalu puasa senin-kamis, tengah malam bangun sholat, apapun dilakukan agar anak sukses membanggakan orang tua,” tambahnya.
Endang berharap agar Toni selalu sehat dan lancar dalam menjalani pendidikan serta kelak menjadi polisi yang jujur dan bertanggung jawab.
“Harapannya semoga lancar semuanya, mendoakan agar anaknya selalu diberikan kesehatan, kelancaran, kemudahan sampai tuntas pendidikan, semoga anak saya sehat selalu,” pungkasnya.
Reporter : Agung Pamungkas
Editor: Shadinta Aulia Sanjaya