Kediri, LINGKARWILIS.COM – Direktorat Reserse Kriminal Umum (Ditreskrimum) Polda Jawa Timur akan melakukan pemeriksaan kejiwaan terhadap Rochmat Tri Hartanto alias Antok (32), pelaku pembunuhan dan mutilasi Uswatun Khasanah (29), warga Desa Sidodadi, Kecamatan Garum, Kabupaten Blitar.
Hingga kini, kepolisian masih terus mendalami kasus tersebut untuk mengungkap seluruh fakta yang ada.
Kasubdit Jatanras III Ditreskrimum Polda Jatim, AKBP Arbaridi Jumhur, menyatakan bahwa penyelidikan masih berlangsung, termasuk kemungkinan adanya tersangka lain dalam kasus ini. Tim operasional pun masih mengembangkan penyelidikan di berbagai lokasi.
Baca juga : BPBD Kabupaten Kediri Imbau Warga Waspada Cuaca Ekstrem Januari-Februari
“Masih kita dalami, dia sempat singgah dan bertemu dengan siapa saja,” ujar AKBP Arbaridi saat ditemui di RS Bhayangkara Kediri.
Terkait pemeriksaan terhadap tersangka, AKBP Arbaridi menambahkan bahwa hingga saat ini belum ada perkembangan signifikan. Namun, pendalaman terus dilakukan, termasuk rencana pemeriksaan kejiwaan terhadap Rochmat Tri Hartanto, pria asal Kecamatan Pakel, Kabupaten Tulungagung.
“Itu nanti akan kami sampaikan,” tambahnya ketika ditanya soal hasil pemeriksaan tersangka.
Proses otopsi terhadap potongan tubuh korban dilakukan di RS Bhayangkara Kediri pada Selasa (28/1/2025). Dua bagian tubuh Uswatun Khasanah yang diperiksa adalah kepala dan kaki.
Baca juga : Angka Kesembuhan Sapi Pengidap PMK di Kabupaten Kediri Meningkat
Menurut AKBP Arbaridi, otopsi ini bertujuan untuk mengidentifikasi adanya luka atau tindakan lain sebelum mutilasi dilakukan.
“Kami masih mengembangkan apakah ada indikasi keterlibatan pihak lain dalam kasus ini,” ungkapnya.
Sementara itu, Kepala RS Bhayangkara Kediri, Kombes Pol Agung Hadi Wijanarko, mengonfirmasi bahwa pihaknya telah menerima dua kompartemen yang berisi potongan kepala serta kaki paha korban. Pemeriksaan dilakukan guna memastikan identitas korban dan mencari tanda-tanda kekerasan.
“Dari hasil otopsi, ditemukan data primer melalui pemeriksaan gigi geligi serta data sekunder dari rekam medis, termasuk tindik di telinga dan properti yang dikenakan korban,” jelas Kombes Agung.
Ia menambahkan bahwa luka yang ditemukan berasal dari benda tajam dengan pola sayatan.
Dengan selesainya proses otopsi, penyidik kini fokus mendalami motif dan kemungkinan adanya keterlibatan pihak lain dalam kasus sadis ini.***
Reporter: Rizky Rusdiyanto
Editor: Hadiyin