Kediri, LINGKARWILIS.COM – Kabupaten Kediri mencatat lebih dari 4.000 peternak dalam berbagai skala usaha, dari mikro hingga besar. Jumlah ayam petelur di wilayah ini mencapai 10 juta ekor, dengan produksi telur hingga 80 juta butir per bulan, menjadikannya kontributor signifikan bagi ketahanan pangan Jawa Timur dan nasional.
Plt Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Peternakan (DKPP) Kabupaten Kediri, drh. Tutik Purwaningsih, menjelaskan bahwa daerah-daerah seperti Puncu, Kepung, Badas, dan Pare adalah pusat pengembangan peternakan ayam petelur di Kediri.
“Wilayah-wilayah ini memiliki potensi besar untuk berkembang. Kami mendorong mereka agar bisa bersaing di pasar internasional, dengan dukungan pendampingan dan inovasi,” ujarnya, Jumat (01/11/2024).
Baca juga : Kasad TNI Beri Bingkisan untuk Anak Disabilitas dan Anak Panti Asuhan di Kediri
DKPP membantu peternak menengah dan besar untuk mendapatkan Nomor Kontrol Veteriner (NTV), sebagai langkah awal untuk memperluas jangkauan ekspor telur. Sejumlah peternak di Kediri telah berhasil memperoleh NTV, membuka peluang bagi mereka di pasar global.
Dalam upaya meningkatkan produksi telur sebagai bagian dari ketahanan pangan, DKPP berencana menyiapkan kawasan strategis produksi di lahan milik Pemkab Kediri, seperti di Desa Margomulyo, Ngancar, dan Plosoklaten.
Kawasan tersebut akan dipersiapkan tanpa mengganggu rencana tata ruang wilayah, serta dengan pengelolaan yang ramah lingkungan untuk meminimalkan dampak limbah.
Baca juga : Selama Operasi Zebra Semeru, Jumlah Kecelakaan dan Pelanggaran Lalu Lintas di Kediri Menurun
Meskipun fokus pada peternak menengah dan besar, DKPP tetap berkomitmen mendampingi peternak kecil agar mereka juga dapat berkembang dan meningkatkan kualitas produksi.
“Kami mendorong semua skala peternak untuk berkontribusi dalam membangun ketahanan pangan yang lebih kuat di masa mendatang,” tambah Tutik.***
Reporter: Agus Sulistyo
Editor : Hadiyin