Punden Sumur Mbah Bandung di Bulurejo Kelurahan Blabak, Diyakini Airnya Bisa Menyembuhkan Penyakit
Kediri, LINGKARWILIS.COM – Sebuah sumur yang terletak di Lingkungan Bulurejo Kelurahan Blabak Kota Kediri diyakini sebagian masyarakat memiliki khasiat menyembuhkan berbagai jenis penyakit yang dialami oleh manusia.
Merupakan sebuah sumur kuno yang di area sekitarnya terdapat beberapa batu menyerupai umpak termasuk juga terdapat sebuah lumpang dengan kondisi yang masih bagus.
Sumur yang disebut warga sekitar sebagai punden Sumur Mbah Bandung itu dipercaya bernilai sejarah dan merupakan peninggalan leluhur yang mbabat atau membuka wilayah tersebut. Meskipun memang belum ada informasi yang pasti mengenai latar belakang dan cerita sumur yang dianggap keramat itu.
Beberapa warga mengunjungi Sumur Mbah Bandung
Seorang warga putra asli Lingkungan Bulurejo yang akrab disapa Gus Sholi mengaku bahwa dia tidak memiliki pengetahuan yang pasti mengenai punden Sumur Mbah Bandung.
“Meskipun mbah-mbah yang dulu itu tidak pernah cerita terkait sumur itu namun saya meyakini bahwa punden ini adalah peninggalan mbah yang mbabat lingkungan ini,” ujar pria yang suka sarungan ini.
Bisa dibilang keramat, kata Gus Sholi karena punden Sumur Mbah Bandung ini menjadi tempat jujukan orang yang mencari air yang mempunyai khasiat untuk mengobati berbagai penyakit yang tentunya tetap dengan memohon kesembuhan kepada Tuhan Yang Maha Esa.
“Yang berkunjung untuk mencari air keramat ini juga berasal dari daerah lain seperti Jombang, Mojokerto, Malang, Blitar, Nganjuk dan Madiun,” tuturnya.
Gus Sholi, putra daerah
Sesuai keterangan para pengunjung punden Sumur Mbah Bandung yang pernah cerita pada Gus Sholi, tujuan mereka adalah dengan niat mencari kesembuhan. Kemungkinan menurutnya, orang yang mengambil air sumur ini diarahkan oleh dukun atau orang pintar untuk mencari obat dari sumur di Bulurejo.
Gus Sholi memastikan punden Sumur Mbah Bandung bukan tempat kesyirikan dimana orang datang untuk mencari pesugihan atau dengan niat keserakahan duniawi. Yang pasti selama ini orang yang dia ketahui mengambil air sumur adalah mereka yang membutuhkan obat untuk menyembuhkan sebuah penyakit.
“ada yang datang itu berkeyakinan bila merawat peninggalan leluhur maka akan mendapatkan kelancaran dan kemudahan rezekinya,” tambahnya.
Lantas, apakah ada juru kunci yang ditugasi oleh lingkungan atau kelurahan setempat untuk menjaga dan merawat punden sumur Mbah Bandung ? Gus Sholi menjawab tidak ada. Namun menurutnya ada sukarelawan yang setiap hari, pagi, siang dan malam datang ke punden untuk bersih-bersih lingkungan sumur.
“Namanya Mbah Suyud yang setiap hari membersihkan lingkungan petilasan, sukarela dan tidak ada yang ngasih uang,” lanjutnya.
Gus Sholi mengaku prihatin kelurahan setempat tidak perhatian sama sekali pada punden Sumur Mbah Bandung. Padahal menurutnya, punden ini merupakan potensi wisata yang bisa dikembangkan .
“Tidak ada mas, tidak ada perhatian dari kelurahan, mereka tidak peduli, tapi saya berharap kalau bukan kelurahan pihak yang berkaitan dengan peninggalan seperti dinas pariwisata sudi melihat dan kemudian merawat punden ini,” ucapnya.
Masih kata Gus Sholi, punden Sumur Mbah Bandung ini selalu ada airnya meskipun musim kemarau. Namun kalau musim kemarau volume airnya berkurang banyak.
“kalau orang datang dengan niat baik pasti akan mendapatkan air di Sumur Mbah Bandung ini meskipun saat kemarau panjang seperti sekarang, dan saya pernah mendengar dari para sesepuh, siapapun yang mengambil air di Sumur Mbah Bandung untuk mencari kesembuhan dan punya keyakinan kuat pasti sembuh,” tutupnya.
Pintu masuk punden Sumur Mbah Bandung
Berbeda dengan Gus Sholi, Pak Seger, warga Lingkungan Dadapan Kelurahan Betet Kota Kediri yang sering berkunjung ke punden Sumur Mbah Bandung menuturkan, sesuai cerita yang berkembang di masyarakat yang pernah dia dengar, punden Sumur Bandung diduga merupakan bekas permukiman kuno. Namun dia tidak bisa menyebutkan perkiraan ada tahun berapa permukiman kuno tersebut.
“untuk tahun berapanya saya tidak tahu, yang jelas ini jaman kuno, lihat saja batu yang ada di bibir sumur, jelas itu batu jaman lampau,” ujarnya.
Kata Pak Seger, dia ingat ketika masih muda dan awal-awal berkunjung ke punden tersebut masih didapati banyak struktur bata kuno di sekitar area sumur. Namun kini banyak yang hancur salah satunya akibat pengerukan tanah sebagai bahan pembuatan bata merah.
“eman sebenarnya, ini situs yang seharusnya bisa ditelusuri, kalau tidak dirawat akan hilang ditelan sejarah dan jaman,” katanya.
Karena diakui sebagai punden, Sumur Mbah Bandung kerap digunakan warga sekitar untuk berkumpul saat acara-acara tertentu, seperti acara Bersih Desa dan selamatan.
“Bukan hanya warga sini saja mas, banyak yang dari luar daerah sengaja datang ke Sumur Mbah Bandung,” pungkasnya.***