Daerah  

Ratusan Jamaah Haji Asal Ponorogo Pulang Disambut Tangis Haru, Ada Satu Jamaah yang Ditinggal di Mekah

Ratusan Jamaah Haji Asal Ponorogo Pulang Disambut Tangis Haru, Ada Satu Jamaah yang Ditinggal di Mekah
Hardjo Mislan saat dijemput keluarga seusai pulang haji (Sony)
Ponorogo, LINGKARWILIS.COM – Tangis haru keluarga penjemput pecah saat ratusan jamaah haji asal Kabupaten Ponorogo tiba di kantor Kementerian Agama (Kemenag) setempat, Kamis (27/6/2024) malam.

Ratusan jamaah haji yang tiba di Ponorogo tersebut merupakan bagian dari kloter 19 embarkasi Surabaya. Mereka telah menunaikan ibadah haji di tanah suci selama kurang lebih 45 hari.

Kepala Kemenag Kabupaten Ponorogo, Nurul Huda, yang menyambut kedatangan para jamaah haji tersebut, mengaku bersyukur para jamaah tiba di Bumi Reog dalam keadaan sehat. Meskipun demikian, dua orang jamaah asal Ponorogo meninggal dunia di tanah suci beberapa waktu lalu.

Baca juga : Liburan Sekolah? Ini 7 Pilihan Wisata Kediri untuk Mengisi Kegiatan Anak Supaya Tidak Bosan di Rumah 

“Alhamdulillah kloter 19 tiba di Ponorogo dalam keadaan selamat. Insya Allah mereka menjadi haji yang mabrur,” ungkap Huda.

Huda juga menyebutkan bahwa saat ini masih ada satu orang jamaah haji dari kloter 19 yang ditinggal dan kini masih berada di tanah suci. Jamaah tersebut, Kasmirah (86), masih dalam perawatan di rumah sakit. Pihaknya berharap dan berdoa agar Kasmirah bisa segera lekas sembuh dan kembali ke tanah air.

“Jumat pagi pukul 4,  kloter 20 juga akan tiba di Ponorogo,” pungkasnya.

Baca juga : Rekomendasi Wisata Kediri untuk Mengisi Liburan Sekolah Anak, Udah Pernah Mampir Kesini? 

Sementara itu, haji tertua di Indonesia, Hardjo Mislan (109), juga nampak senang dan terharu saat turun dari bus yang mengantarnya. Dengan ditemani sang anak, Sirmad, ia mengaku senang bisa menunaikan ibadah haji.

“Alhamdulillah, capek tapi senang,” kata Mislan.

Sang anak, Sirmad, mengatakan bahwa bapaknya selalu menunaikan ibadah dengan semangat selama di tanah suci. Ia kagum dengan sang bapak karena selalu pergi shalat berjamaah dengan berjalan kaki tanpa menggunakan kursi roda.

“Kalau tawaf dan sai menggunakan kursi roda karena perlu fisik yang kuat, tapi jika shalat berjamaah ke masjid, bapak berjalan kaki karena lokasinya dekat,” terangnya.

Ia menambahkan bahwa selama di tanah suci, Hardjo Mislan selalu menunaikan ibadah baik yang wajib maupun sunnah meskipun sempat mengalami batuk selama dua hari karena kondisi cuaca ekstrem di tanah suci.

“Alhamdulillah, ibadah wajib dan sunnah sudah dilaksanakan oleh bapak. Semangat bapak luar biasa,” pungkasnya.***

Reporter : Sony Dwi Prastyo
Editor : Hadiyin

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *