Rentetan Bencana Landa Indonesia dalam Tiga Hari Terakhir, Termasuk Gempa di Aceh

Rentetan Bencana Landa Indonesia dalam Tiga Hari Terakhir, Termasuk Gempa di Aceh
Foto : Wilayah terdampak banjir di Kota Samarinda, Provinsi Kalimantan Timur, pada Selasa (12/5). (BPBD Kota Samarinda)

JAKARTA, LINGKARWILIS.COM — Dalam tiga hari terakhir, sejumlah wilayah di Indonesia dilanda bencana alam, mulai dari banjir, tanah longsor, hingga gempa bumi. Dilansir dari laman resmi Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) tercatat beberapa kejadian signifikan yang terjadi hingga Selasa (13/5).

Banjir di Kabupaten Madiun, Jawa Timur

Hujan deras yang mengguyur wilayah Kabupaten Madiun, Jawa Timur, pada Minggu (11/5) malam pukul 20.00 WIB, menyebabkan sungai meluap dan merendam Desa Kenongorejo, Kecamatan Pilangkenceng. Ketinggian air mencapai 50 hingga 100 cm, berdampak pada 58 kepala keluarga (KK) dan merendam 58 unit rumah.

BPBD Kabupaten Madiun segera melakukan asesmen dan berkoordinasi dengan pemerintah kecamatan serta kelurahan. Berdasarkan laporan terbaru per 12 Mei 2025, air banjir telah surut dari permukiman warga.

Gempa Magnitudo 6,2 di Aceh

Pada hari yang sama, gempa bumi berkekuatan Magnitudo 6,2 mengguncang Kabupaten Aceh Barat Daya dan Kabupaten Aceh Selatan sekitar pukul 15.57 WIB. Gempa berpusat di laut pada kedalaman 45 km, dan tidak berpotensi tsunami.

Menurut data BNPB, gempa berdampak pada 8 KK, tersebar di beberapa kecamatan, yakni Manggeng dan Lembah Sabil (Aceh Barat Daya), serta Sawang dan Kluet Tengah (Aceh Selatan). Tercatat kerusakan berupa 3 rumah rusak ringan, 3 rumah terdampak, 1 beram rusak, serta 1 talud sepanjang 50 meter mengalami kerusakan.

Baca juga : Presiden Prabowo Lakukan Kunjungan Kenegaraan ke Brunei, Terima Penghargaan Tinggi dari Sultan Hassanal Bolkiah

Petugas gabungan di dua kabupaten tersebut telah melakukan koordinasi dengan pemerintah daerah, serta terus mengimbau masyarakat agar tetap waspada terhadap potensi gempa susulan. Aktivitas warga dilaporkan telah kembali normal per Senin (12/5), meski proses perbaikan dan pembersihan masih berlangsung.

Banjir dan Longsor di Kota Samarinda, Kalimantan Timur

Bencana banjir juga melanda Kota Samarinda akibat hujan deras berjam-jam pada Senin (12/5) pagi. Banjir merendam lima kecamatan, yaitu Samarinda Utara, Samarinda Ulu, Sungai Pinang, Samarinda Ilir, dan Loa Janan Ilir.

Kejadian ini mengakibatkan satu korban jiwa atas nama Ikhsan serta seorang balita laki-laki berusia 2,5 tahun masih dalam pencarian setelah terseret arus. Secara materiil, 36 akses jalan dan 2 fasilitas pendidikan terdampak. Ketinggian banjir bervariasi antara 35 hingga 80 sentimeter dan hingga kini belum surut.

Baca juga  : Rumah Sakit Eropa di Gaza Jadi Sasaran Serangan Udara, 24 Warga Syahid dan Puluhan Lainnya Luka Berat

Di hari yang sama, tanah longsor juga terjadi di beberapa titik di Kota Samarinda, menyebabkan dua korban meninggal dunia atas nama Hamdana dan Nasrul. Dua warga lainnya, Nurul Shakira dan Safitri, masih dalam proses pencarian oleh tim SAR gabungan.

Longsor ini berdampak pada lima kecamatan: Samarinda Utara, Samarinda Ulu, Palaran, Sambutan, dan Loa Janan Ilir. Laporan sementara mencatat 21 jiwa terdampak, 4 orang mengungsi, 4 rumah rusak berat, 2 rumah rusak ringan, serta jaringan listrik di beberapa lokasi masih terputus.

Pencarian korban dan proses evakuasi masih dilanjutkan hingga hari ini, Selasa (13/5), dengan melibatkan berbagai unsur TNI, Polri, BPBD, dan relawan.

Imbauan dari BNPB

Merespons intensitas bencana yang tinggi, BNPB mengimbau masyarakat agar lebih waspada terhadap ancaman hidrometeorologi basah seperti banjir, longsor, dan angin kencang. Masyarakat diminta untuk segera mengungsi ke tempat aman jika hujan lebat turun lebih dari satu jam disertai jarak pandang yang terbatas.

Pemerintah daerah pun diminta memastikan kesiapsiagaan seluruh perangkat, sumber daya manusia, dan peralatan dalam menghadapi situasi darurat. Masyarakat juga diingatkan agar tidak mudah terpengaruh oleh informasi yang belum terverifikasi, dan selalu mengikuti arahan resmi dari pemerintah. ***

Editor : Hadiyin

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *