LINGKARWILIS.COM – Ditengah perbukitan Air Terjun Grojogan Asmoro. Kecamatan Wonosalam, Kabupaten Jombang tersimpan sebuah destinasi alam yang belum banyak dikenal tetapi menyimpan keindahan luar biasa.
Lokasi ini menjadi pilihan menarik bagi keluarga, pelajar, hingga para pecinta alam yang ingin menyatu dengan suasana sejuk khas pegunungan.
Berlokasi di Dusun Tegalrejo, Desa Jarak, Air Terjun Grojogan Asmoro ini ditemukan oleh warga sekitar pada tahun 2018.
Meskipun belum tersentuh promosi besar-besaran, eksistensi Air Terjun Grojogan Asmoro mulai dikenal publik lewat unggahan media sosial.
Nahas! Mobil Elf Gagal Kendali, Seorang Nenek di Kota Malang Tewas
Air terjun setinggi sekitar 20 meter ini mengalir jernih di antara tebing alami, dikelilingi pepohonan rindang, kabut tipis, serta hamparan kebun kopi yang menambah pesona alamnya.
Dari pusat Kota Jombang, perjalanan menuju Grojogan Asmoro membutuhkan waktu sekitar 45 hingga 60 menit menggunakan sepeda motor.
Namun kendaraan hanya bisa diparkir di sekitar permukiman warga. Selanjutnya, pengunjung harus menempuh jalur setapak sejauh 15 hingga 20 menit dengan kontur jalan yang sempit dan berbatu.
Jalur ini hanya cukup untuk dilewati dua orang dewasa sekaligus, menjadi daya tarik tersendiri terutama bagi kalangan muda yang menggemari nuansa petualangan.
Sesampainya di lokasi, pengunjung akan disambut suara gemuruh air terjun yang memecah kesunyian. Tempat ini kerap dimanfaatkan untuk bermain air, berfoto, atau sekadar bersantai menikmati udara pegunungan yang segar.
Saat musim liburan sekolah seperti sekarang, Grojogan Asmoro menjadi alternatif destinasi yang hemat biaya namun tetap menyajikan kesan mendalam.
Meski belum dikelola secara profesional, warga sekitar telah berinisiatif membuka akses menuju lokasi dan menyediakan penunjuk arah.
Sayangnya, fasilitas wisata masih terbatas maka dari itu pengunjung diimbau membawa perbekalan sendiri dan menjaga kebersihan lingkungan.
Bagi mereka yang ingin merasakan liburan dengan sensasi berbeda, Grojogan Asmoro menawarkan ketenangan, keaslian alam, dan petualangan yang sulit dilupakan. (st2)
Editor: Shadinta Aulia Sanjaya
