Bitung, LINGKARWILIS.COM – Plt Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Dwikorita Karnawati mengajak nelayan Indonesia untuk bertransformasi dengan memanfaatkan teknologi modern guna meningkatkan keamanan dan kesejahteraan.
Melalui sistem informasi cuaca maritim yang interaktif seperti Indonesian Weather Information for Shipping (INA-WIS) dan aplikasi InfoBMKG, nelayan dapat lebih aman dan efisien dalam melaut dan menangkap ikan.
INA-WIS menyediakan informasi cuaca maritim secara interaktif, sementara InfoBMKG memberikan prakiraan cuaca terperinci untuk mendukung keputusan nelayan saat berada di laut.
Dwikorita menekankan bahwa cuaca ekstrem yang sering terjadi belakangan ini membuat prediksi cuaca sulit dilakukan hanya dengan tanda-tanda alam, sehingga teknologi sangat penting untuk keselamatan nelayan.
“Kondisi cuaca sangat berpengaruh pada hasil tangkapan ikan, dan lebih penting lagi, keselamatan nelayan bisa terancam oleh cuaca ekstrem,” ujar Dwikorita saat membuka Sekolah Lapang Cuaca Nelayan (SLCN) di Bitung, Sulawesi Utara, Kamis (29/9/2024).
Ia menjelaskan bahwa pemanfaatan aplikasi cuaca seperti INA-WIS adalah bagian dari konsep “Early Warning, Early Action,” yang bertujuan untuk memitigasi risiko kecelakaan laut akibat cuaca tak menentu. Aplikasi tersebut menyediakan informasi detail mulai dari prakiraan cuaca harian, perkiraan angin, arus laut, hingga daerah tangkapan ikan.
Deputi Bidang Meteorologi BMKG, Guswanto, menambahkan bahwa SLCN bertujuan untuk meningkatkan pemahaman nelayan tentang informasi cuaca maritim, dengan harapan dapat meningkatkan keselamatan mereka saat melaut.
Aplikasi BMKG yang menggunakan analisis berbasis kecerdasan buatan (AI) dan data besar menyediakan prakiraan yang akurat dan dapat membantu nelayan dalam menentukan kapan dan di mana mereka harus melaut.
Kepala Pusat Meteorologi Maritim BMKG, Eko Prasetyo, juga menekankan pentingnya pengetahuan cuaca bagi nelayan dan penyuluh perikanan sebagai bagian dari upaya mendukung ketahanan pangan serta pembangunan maritim menuju visi Indonesia Emas 2045.***
Editor : Hadiyin