Berbeda dengan pecel pada umumnya, warung ini menawarkan racikan pecel yang luar biasa dengan menggunakan ale sebagai bahan utama.
Ale merupakan jenis sayuran yang berasal dari biji pohon klampis. Pecel Ale khas warung Ibu Slamet ini memiliki keunikan tersendiri. Setiap porsi pecel didominasi oleh ale yang diletakkan di atas kerupuk kali sebagai pengganti nasi.
Di atasnya disusun lembaran daun kangkung dan daun turi yang telah dikukus. Proses penyajian pecel ini dilakukan dengan penuh pengalaman.
Ale, yang secara fisik menyerupai kecambah atau tauge dengan kepala yang lebih besar berwarna kuning dan kulit yang keras, memberikan sentuhan unik pada racikan pecel ini.
Ale tidak dimasak hingga lembek, melainkan hanya diguyur dengan air mendidih untuk mempertahankan kesegaran dan kerenyahannya.
Pada lapisan berikutnya, Ibu Slamet menambahkan kerupuk tepung berwarna coklat yang memberikan cita rasa berbeda dengan kerupuk kali pada lapisan sebelumnya.
Untuk pelengkap, dua gayung sambal pecel pedas disiram di atas tumpukan sayuran. Rasanya yang pedas bercampur dengan segarnya sayuran menciptakan sensasi rasa yang tiada duanya.
Warung Pecel Ale Ibu Slamet tidak hanya menyajikan Pecel Ale, tapi juga menyediakan aneka gorengan seperti tempe menjes, ote-ote (bakwan), tahu goreng, tahu isi, hingga ketela.
Bagi yang ingin melepas dahaga, tersedia pilihan es campur ketan hitam, cendol, dan irisan buah dengan harga terjangkau.
Satu hal yang mengejutkan adalah harga yang sangat ramah di kantong. Hanya dengan Rp 4.000, pengunjung bisa menikmati seporsi Pecel Ale yang lezat. Gorengan tambahan dan minuman juga memiliki harga yang sangat terjangkau.
Warung Pecel Ale Ibu Slamet buka mulai pukul 08.00 hingga 13.00 WIB. Namun, karena kapasitas ruang makan terbatas, pengunjung mungkin perlu bersiap untuk mengantre.
