Ponorogo, LINGKARWILIS.COM – Memasuki awal Januari 2025, sejumlah sapi dilaporkan mati mendadak dengan gejala yang menyerupai PMK.
Kayun (73), warga Dukuh Setutup, Desa Jimbe, Kecamatan Jenangan, mengungkapkan bahwa salah satu sapi miliknya menunjukkan gejala seperti mulut dan hidung berlendir, luka pada kuku, tidak mampu berdiri, dan hilangnya nafsu makan.
“Sudah seminggu kondisinya seperti ini, tidak bisa berdiri,” ujar Kayun Senin (01/01/2025).
Ia menambahkan bahwa hingga saat ini dirinya hanya bisa melakukan perawatan secara mandiri dengan menyemprotkan antibiotik dan memaksa sapi untuk makan. “Saya punya dua ekor sapi, satu terkena PMK. Belum ada petugas atau mantri hewan yang datang,” tambahnya.
Perangkat Desa Jimbe, Muh Azis Eko Febrianto, membenarkan adanya kasus tersebut. Ia menyebutkan bahwa berdasarkan data sementara, sudah empat ekor sapi mati mendadak dengan gejala mirip PMK.
“Kami sudah melaporkan kasus ini ke kecamatan dan petugas mantri hewan, tapi hingga saat ini belum ada yang datang ke lokasi,” jelasnya.
Eko juga menyebut bahwa wabah ini mulai terdeteksi sekitar 10 hari terakhir. Jika dihitung, kerugian yang dialami peternak akibat kematian sapi ini diperkirakan mencapai puluhan juta rupiah. Empat sapi yang mati tersebut berjenis brahman, yang dikenal bernilai tinggi.
Baca juga : Warung Roboh Masuk Jurang di Mojo Kediri, Satu Warga Tewas Tertusuk Kayu
“Yang mati sudah langsung dikubur oleh pemiliknya untuk mencegah penyebaran,” tambah Eko.
Kasus ini menimbulkan kekhawatiran di kalangan peternak. Mereka berharap pemerintah segera mengambil langkah konkret untuk menangani wabah ini, termasuk penyediaan vaksinasi, pengobatan, dan pendampingan teknis bagi para peternak.
Dengan potensi kerugian yang terus meningkat, penanganan cepat dan terkoordinasi diharapkan dapat mencegah penyebaran lebih luas dan menyelamatkan populasi ternak di Ponorogo.***
Reporter: Sony Dwi Prastyo
Editor: Hadiyin