Lagu ‘Boom Boom Tel Aviv’ Meledak di Media Sosial, Picu Kontroversi di Tengah Konflik Timur Tengah

‘Boom Boom Tel Aviv’ Meledak di Media Sosial, Picu Kontroversi di Tengah Konflik Timur Tengah
ebakaran dahsyat di Tel Aviv setelah rudal Iran menghantam, Jumat malam, 13 Juni 2025. (Gambar: @AdameMedia / X)

Tel Aviv, LINGKARWILIS.COM – Sebuah lagu baru berjudul ‘Boom Boom Tel Aviv’ tengah menjadi perbincangan hangat di jagat maya. Sejak diunggah ke YouTube pada 20 Juni 2025, lagu ini langsung menyita perhatian dan viral di berbagai platform media sosial seperti TikTok, Instagram, hingga X (sebelumnya Twitter).

Dilansir dari easterneye.biz, lagu tersebut tidak hanya menarik karena ritme elektronik dan visual sinematiknya, tetapi juga karena latar cerita yang provokatif. Dalam video musiknya, ditampilkan panorama malam kota Tel Aviv yang digambarkan tengah diguyur serangan rudal balistik.

Meskipun tidak secara resmi terkait dengan kampanye politik atau militer, konten lagu ini telah menimbulkan banyak interpretasi. Sebagian besar warganet menilai lagu ini sebagai bentuk sindiran terhadap kondisi konflik yang sedang memanas antara Iran dan Israel, bahkan dianggap sebagai simbol kehancuran kota Tel Aviv.

Baca juga : Hamas Tuding Israel Jadikan Lokasi Bantuan di Gaza Sebagai Perangkap Maut

Hingga saat ini, sosok atau kolektif di balik penciptaan lagu belum memberikan pernyataan resmi. Namun, lagu ini telah ramai digunakan sebagai soundtrack untuk berbagai konten kreatif, mulai dari video satir, meme, hingga potongan berita dan opini politik.

Lirik lagu ‘Boom Boom Tel Aviv’ dipenuhi kritik tajam terhadap kebijakan militer Israel. Dengan narasi yang menyerukan bahwa kehancuran tersebut adalah “konsekuensi dari tindakan keji”, liriknya menyiratkan kecaman terhadap kekerasan terhadap warga sipil Palestina. Lirik tersebut menyebutkan serangan rudal Iran sebagai balasan, dengan kalimat seperti:

“This is what you get for all your evil deeds…”
“You were mocking dead kids but now you’re getting hit…”

Beberapa pengguna media sosial menyebut lagu ini sebagai bentuk “balasan musikal” atas berbagai tragedi kemanusiaan yang terjadi di Gaza dan Tepi Barat.

Namun di sisi lain, muncul kekhawatiran bahwa lagu ini justru bisa memperkeruh suasana, mengingat nuansanya yang provokatif di tengah konflik yang terus menelan korban jiwa.

Kemunculan lagu ini menambah dinamika baru dalam perang informasi yang menyertai konflik bersenjata di Timur Tengah. Sejumlah tokoh internasional dan pemerhati media menyarankan agar konten semacam ini tidak dimanfaatkan untuk memperkeruh konflik atau menyebar kebencian, meskipun diakui sebagai bagian dari ekspresi seni.

Pemerintah dan tokoh agama di berbagai negara pun menyerukan agar konflik diselesaikan melalui diplomasi damai, bukan melalui kekerasan maupun provokasi dalam bentuk apapun.***

Editor : Hadiyin

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *