Kediri, LINGKARWILIS.COM – Pada puncak musim hujan, terutama pada bulan Februari dan Maret, para penambang pasir tradisional atau mekanik di aliran sungai lahar Kelud di Kabupaten Kediri harus mewaspadai potensi bahaya.
Pasalnya, banjir lahar hujan dari puncak Gunung Kelud dapat terjadi kapan saja. Banjir lahar hujan ini dapat tiba dengan cepat, membawa material pasir dan batu.
Pesan itu disampaikan Stefanus Joko Sukrisno, Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Kediri.
Baca juga : KPU Kota Kediri Menyebut Angka Partisipasi Gen Z Meningkat, Mencapai 46 Persen
Ia menjelaskan meskipun masih memungkinkan untuk menambang pasir, namun harus memperhatikan timing yang tepat. Apabila awan mulai menghitam, sebaiknya kegiatan penambangan pasir dihentikan terlebih dahulu.
“Kondisi puncak musim hujan bisa saja terjadi hujan deras di wilayah puncak Gunung Kelud, meskipun tidak hujan di aliran sungai di bawahnya. Hal ini dapat menyebabkan banjir lahar hujan dengan material besar dan aliran air yang deras,” ungkapnya.
Joko menambahkan bahwa hal ini penting untuk disampaikan guna keselamatan bersama dan pengurangan risiko bencana di Kabupaten Kediri.
Yang terpenting adalah menghindari kerugian harta benda maupun korban jiwa ketika banjir lahar hujan tiba-tiba menerjang segala sesuatu di sekitar sungai lahar tersebut.
“Keselamatan diri adalah prioritas utama. Jika musim hujan ini menghadirkan hujan deras di aliran sungai lahar, sebaiknya menunda kegiatan penambangan pasir dan mencari waktu yang tepat. Penting untuk memahami pola cuaca dan karakteristik wilayah saat musim hujan mencapai puncak. Jika perlu, carilah informasi tentang kondisi cuaca sebelum memulai kegiatan penambangan,” tambahnya.***
Reporter : Bakti Wijayanto
Editor : Hadiyin