Kediri, LINGKARWILIS.COM – Ancaman kelebihan kapasitas di Tempat Pembuangan Akhir (TPA) menjadi perhatian serius Pemerintah Kota Kediri. Setiap hari, volume sampah yang masuk mencapai 150 hingga 160 ton, sementara luas lahan TPA yang hanya sekitar 4 hektare kini hampir tak mampu menampung.
Kepala Dinas Lingkungan Hidup, Kebersihan dan Pertamanan (DLHKP) Kota Kediri, Imam Muttakin, menegaskan pentingnya pengurangan sampah langsung dari sumbernya, terutama rumah tangga.
“Kondisi TPA sudah kritis. Oleh karena itu, kami mendorong masyarakat mulai mengelola sampah secara mandiri dari tingkat rumah tangga,” ujar Imam saat menghadiri kegiatan pembinaan di Taman Joyoboyo, Kamis (5/6/2025).
Baca juga : Jelang Idul Adha, Harga Kambing di Kota Kediri Justru Turun, Untuk Pasokan Dijamin Aman
Sebagai upaya konkret, DLHKP menginisiasi program pembinaan pengelolaan sampah berbasis lingkungan yang melibatkan seluruh camat dan lurah di Kota Kediri. Nantinya, setiap kelurahan akan menunjuk setidaknya satu RT sebagai pilot project yang akan mendapat pendampingan intensif selama tiga bulan.
DLHKP menargetkan hasil pendampingan akan dievaluasi secara menyeluruh, dan penghargaan khusus akan diberikan kepada lingkungan dengan kinerja terbaik dalam pengelolaan sampah mandiri pada bulan September 2025 mendatang.
“Kami tidak bisa bergerak sendiri. Kolaborasi seluruh elemen masyarakat sangat dibutuhkan. Jika tidak dimulai sekarang dari lingkungan terkecil, persoalan sampah akan semakin sulit dikendalikan,” tegas Imam.
Baca juga : Tim Sekretariat Negara Tinjau Progres Pendirian Sekolah Rakyat di Kabupaten Kediri
Inisiatif ini menjadi bagian dari strategi jangka panjang Pemkot dalam menciptakan sistem pengelolaan sampah yang lebih berkelanjutan, sekaligus mencegah krisis lingkungan di masa mendatang.***
Reporter: Agus Sulistyo Budi
Editor: Hadiyin