Daerah  

Tradisi Sedekah Bumi di Jombang Ricuh, Warga Berebut Jolen Usai Doa

Tradisi Sedekah Bumi di Jombang Ricuh, Warga Berebut Jolen Usai Doa
Warga saling berebut jolen—wadah berisi makanan hasil tasyakuran yang sebelumnya diarak keliling kampung. (ist)

LINGKARWILIS.COM – Tradisi sedekah bumi yang digelar warga Desa Tondowulan, Kecamatan Plandaan, Kabupaten Jombang pada Selasa (17/6), sempat diwarnai insiden saling dorong antarwarga.

Kegiatan yang sejatinya menjadi wujud syukur atas hasil panen ini memanas saat puluhan warga berebut jolen—wadah berisi makanan hasil tasyakuran—yang sebelumnya telah diarak keliling desa.

Ketegangan terjadi tepat setelah doa bersama selesai dilaksanakan di halaman Balai Desa. Ratusan warga yang sudah sejak pagi memadati lokasi langsung menyerbu jolen-jolen yang dikumpulkan.

Kepadatan massa membuat sejumlah orang terlibat aksi dorong-dorongan hingga petugas kepolisian harus turun tangan demi menenangkan suasana.

Terungkap! Identitas Wanita Tewas di Losmen Windu Kencono Malang, Polisi Buru Pria Misterius

Tradisi sedekah bumi ini merupakan agenda tahunan yang mencerminkan rasa syukur petani atas panen melimpah. Setiap keluarga turut ambil bagian dengan membuat satu jolen berbentuk rumah-rumahan berisi nasi, lauk, dan jajanan tradisional.

Sedikitnya 80 jolen diarak keliling kampung diiringi pertunjukan jaranan, lengkap dengan tandu yang diusung warga secara bergantian.

Menariknya, prosesi doa juga digelar di tiap sudut kampung yang dilintasi arak-arakan. Warga tampak antusias menyambut iring-iringan dari depan rumah mereka, menambah semarak suasana yang sarat nilai kebersamaan.

Sayangnya, membludaknya antusiasme, termasuk dari warga luar daerah, membuat pembagian berkatan menjadi kacau. Banyak yang tak sabar menunggu prosesi selesai dan langsung berebut isi jolen.

CCTV Bongkar Aksi Pencurian di Mie Gacoan Jombang, Pelaku Ditangkap di Kosan

“Seru sih mas, tapi ya desak-desakan. Saya dapat tiga berkatan tadi, Alhamdulillah. Tapi takut juga kalau sama-sama rebutan, ya itu takut enggak kebagian,” ujar Siti Nur Hidayah, warga yang ikut dalam kerumunan.

Panitia pelaksana mengakui adanya kendala di lapangan dan berjanji akan melakukan evaluasi agar pelaksanaan tahun berikutnya berjalan lebih tertib.

“Konsepnya kita arak-arakan jolen keliling kampung, lalu dikumpulkan di balai desa untuk doa bersama. Tapi memang, antusias warga sangat tinggi, bahkan sebelum doa selesai sudah ada yang mulai berebut,” jelas Edi Mujiono, salah satu panitia. (ag)

Editor: Shadinta Aulia Sanjaya

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *