Ponorogo, LINGKARWILIS.COM – Kasus Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) di Kabupaten Ponorogo semakin meluas. Setelah sebelumnya dilaporkan terjadi di Dusun Setutup, Desa Jimbe, Kecamatan Jenangan, kini wabah serupa juga menyerang Desa Plalangan di kecamatan yang sama.
Kepala Desa Plalangan, Ipin Herdianto, menyebutkan bahwa dalam dua pekan terakhir, empat ekor sapi mati mendadak dengan gejala mirip PMK. Selain itu, sebanyak 30 ekor sapi lainnya menunjukkan tanda-tanda terinfeksi, seperti keluarnya lendir dari hidung dan mulut, hilangnya nafsu makan, serta luka di bagian kuku.
“Empat ekor yang mati itu semuanya jenis brahman. Penyebarannya memang sangat cepat dan terus bertambah,” ujar Ipin, Kamis (2/1/2025).
Ipin menambahkan, kekhawatiran warga kian meningkat, hingga banyak peternak yang menjual sapinya dengan harga murah karena takut terjangkit wabah.
Meski laporan sudah disampaikan ke pihak kecamatan, hingga kini belum ada tindakan konkret, selain pengambilan sampel dari sapi yang mati. Namun, hasil pemeriksaan laboratorium untuk memastikan penyebab kematian belum keluar.
“Penanganan belum ada, hanya sampel yang diambil. Hasilnya pun belum kami terima apakah benar PMK atau bukan,” jelasnya.
Baca juga : Monev dan Sosialisasi Penerapan UMK Kabupaten Kediri 2025, Ini Infonya
Ipin juga menyoroti bahwa banyak sapi yang terjangkit diduga berasal dari pembelian di luar wilayah Jenangan. Ia mengimbau masyarakat untuk lebih waspada dan segera mengisolasi sapi yang sakit, memberikan obat-obatan, serta memastikan kebersihan kandang.
Dimas Hariyanto, salah satu peternak di Desa Plalangan, mengaku sapinya menunjukkan gejala PMK sejak 10 hari lalu. Ia melakukan pengobatan secara mandiri dengan mencuci luka di kaki sapi menggunakan sodium NaCl dan memberikan citric acid untuk mempercepat pemulihan.
“Sekarang kondisinya sudah mulai membaik. Nafsu makannya juga kembali normal. Semoga segera sembuh total,” ujar Dimas.
Para peternak di Desa Plalangan berharap pemerintah segera melakukan langkah konkret, seperti pengobatan massal, penyediaan vaksin, dan sosialisasi pencegahan. Selain itu, dukungan logistik bagi peternak yang terdampak sangat dinantikan guna menghindari kerugian lebih besar.
Dengan jumlah kasus yang terus bertambah, penanganan cepat dan efektif sangat dibutuhkan agar wabah ini tidak meluas ke desa-desa lain di Ponorogo.***
Reporter: Sony Dwi Prastyo
Editor: Hadiyin