LINGKARWILIS.COM – Kelangkaan gas elpiji 3 kilogram kini mulai dirasakan warga Kabupaten Jombang sejak dua hingga tiga minggu terakhir.
Fenomena langkanya gas elpiji 3 kilogram ini tidak hanya membuat LPG sulit didapatkan tetapi juga menyebabkan kenaikan harga di pangkalan dan toko.
Beberapa pangkalan LPG juga mengalami kelangkaan seperti di Desa Sengon, Kecamatan Jombang setiap kali pengiriman gas elpiji 3 kilogram tiba, stok langsung ludes hanya dalam hitungan jam. Hal ini disebabkan oleh pengurangan distribusi yang terjadi dalam beberapa minggu terakhir.
Dwi Puri, pemilik pangkalan LPG di Jombang mengatakan pengiriman elpiji 3 kilogram yang biasanya dilakukan setiap hari kini dibatasi hanya tiga kali dalam seminggu dengan jumlah sekitar 100 hingga 150 tabung per pengiriman.
Camat Gurah Langsung Teruskan Instruksi Bupati, PNS Kecamatan Diimbau Pakai Elpiji Non Subsidi
Pengurangan distribusi ini makin diperburuk karena meningkatnya kebutuhan masyarakat, terutama selama musim kemarau. Banyak petani di daerah tersebut mengandalkan LPG untuk mengoperasikan pompa air di sawah sehingga permintaan gas bersubsidi semakin meningkat.
Kelangkaan LPG paling banyak dirasakan di tingkat rumah tangga seperti halnya Maulana Ibrahim, seorang warga Jombang yang mengeluhkan kesulitan dalam mendapatkan gas elpiji untuk kebutuhan sehari-hari.
“Saya sudah berkeliling ke beberapa toko, tapi stoknya habis semua. Bahkan, harga sekarang sudah naik jadi Rp20 ribu per tabung, biasanya hanya Rp17 ribu sampai Rp18 ribu,” keluhnya.
Kondisi ini semakin menambah tekanan pada masyarakat, yang berharap pemerintah segera mengambil langkah untuk mengatasi kelangkaan tersebut.
Selain itu, mereka juga mendesak Pertamina untuk memperbaiki distribusi dan mengembalikan pasokan elpiji 3 kilogram ke kondisi normal.
Maulana berharap agar harga gas elpiji dapat kembali stabil sehingga masyarakat tidak lagi kesulitan memenuhi kebutuhan sehari-hari.
