LINGKARWILIS.COM – Fenomena doom spending di kalangan generasi muda belakangan ini menjadi sorotan tersendiri, terutama dalam konteks pengaruhnya terhadap daya beli masyarakat secara keseluruhan.
Istilah doom spending ini mengacu pada kebiasaan konsumsi berlebihan yang dipicu oleh stres, ketidakpastian masa depan, dan kecemasan sosial.
Adanya kemajuan teknologi seperti e-commerce, perilaku doom spending semakin diperparah oleh kemudahan akses untuk berbelanja secara online.
Fenomena doom spending tidak hanya mempengaruhi individu secara personal tetapi juga berdampak pada daya beli masyarakat secara keseluruhan.
Adapun beberapa pengaruh utama dari perilaku doom spending di kalangan generasi muda terhadap daya beli masyarakat.
1 Penurunan Kesejahteraan Ekonomi Individu
Konsumsi berlebihan sering kali mengakibatkan penurunan kesejahteraan ekonomi individu.
Kalangan muda yang terlalu sering terlibat dalam fenomena ini cenderung mengalami defisit keuangan, utang kartu kredit, dan ketidakmampuan menabung atau berinvestasi. Akibatnya, daya beli mereka dalam jangka panjang menurun.
2 Pengaruh Negatif Terhadap Perekonomian Mikro
Meskipun belanja konsumtif dalam skala besar dapat memberikan kontribusi positif pada perekonomian jangka pendek.
Sementara dalam jangka panjang, perilaku ini dapat menghambat pertumbuhan ekonomi. Konsumen yang mengalami masalah finansial akibat belanja konsumtif cenderung mengurangi pengeluaran untuk kebutuhan yang lebih mendasar dan investasi produktif, sehingga berdampak negatif pada perekonomian mikro.
3 Kesenjangan Ekonomi yang Semakin Lebar
Mereka yang mampu mengikuti tren dan terus belanja akan terlihat lebih “mampu” secara sosial, sementara mereka yang tidak bisa mengikuti akan merasa tertinggal.
Ini dapat memicu ketidakpuasan dan ketidakadilan sosial, yang pada gilirannya mempengaruhi daya beli secara kolektif.
4 Penurunan Kualitas Hidup Jangka Panjang
Dalam jangka panjang, kebiasaan belanja secara konsumtif dapat menyebabkan penurunan kualitas hidup.
Anak muda yang tidak bisa mengelola keuangan dengan baik akan menghadapi masalah serius di kemudian hari, seperti kurangnya tabungan untuk masa depan, ketidakmampuan membeli rumah, dan kesulitan memenuhi kebutuhan dasar.
Fenomena doom spending merupakan fenomena konsumtif yang dipicu oleh tekanan sosial dan emosional di kalangan generasi muda.
Edukasi keuangan, regulasi yang tepat, serta dukungan psikologis adalah beberapa solusi yang dapat membantu mengatasi masalah ini, agar generasi muda lebih bijak dalam mengelola keuangan dan daya beli masyarakat tetap sehat serta stabil.
Penulis: Rafika Pungki Wilujengv
Editor: Shadinta Aulia Sanjaya