Aliansi Kediri Bersatu (AKB) Berunjuk Rasa, Tuntut Pencabutan Trayek Bus Bagong di Kediri

AKB Tuntut Pencabutan Trayek Bus Bagong di Kediri
AKB Saat melakukan aksi menuntut pencabutan trayek Bus Bagong (bidu)

Kediri, LINGKARWIILIS.COM – Kejadian kecelakaan yang melibatkan PO Bus Bagong pada Senin (29/7) kemarin di Kota Kediri memicu reaksi keras dari Aliansi Kediri Bersatu (AKB).

AKB menggelar aksi damai dengan melakukan tabur bunga di perempatan Kawi bersama keluarga korban, yang kemudian dilanjutkan dengan kegiatan podcast di UPT Kementerian Perhubungan, Rabu (1/8/2024),

Dalam aksi damai tersebut, AKB menuntut agar PO Bus Bagong diblokade dari wilayah Kota Kediri. Korlap aksi, Supriyo, mendesak Dinas Perhubungan (Dishub) Kota Kediri untuk mencabut izin trayek PO Bagong.

“Kami menginginkan agar bus dari perusahaan tersebut tidak lagi melintasi wilayah Kota Kediri,” ujarnya.
Sementara itu, Winarko, ayah korban kecelakaan di jalan Kawi yang juga ikut dalam aksi bersuara menuntut keadilan.
“Saya berharap pihak berwenang segera mengambil tindakan tegas agar tidak ada lagi keluarga yang menderita seperti kami,” katanya.
Baca juga : BPBD Kabupaten Kediri Ingatkan Warga Waspadai Dampak La Nina di Kediri

Sementara itu, Kepala Dinas Perhubungan Kota Kediri, Didik Catur, merespons dengan menyatakan bahwa pihaknya akan berkoordinasi dengan Polres Kediri Kota dan Dinas Perhubungan Provinsi Jawa Timur untuk memanggil pemilik PO Bagong guna membahas masalah ini.

“Kami hanya bisa mengusulkan pencabutan izin trayek, karena keputusan final ada di tangan Dinas Provinsi,” kata  Didik.

Kasatlantas Polres Kediri Kota, AKP Andhini, juga menyatakan bahwa mereka akan mempertimbangkan usulan dari AKB terkait tindakan yang akan diambil terhadap PO Bagong.

AKB memberikan tenggat waktu dua hari kepada Dishub Kota Kediri untuk segera mengirimkan surat usulan pencabutan trayek bus Bagong kepada Dinas Perhubungan Provinsi Jawa Timur.

Mereka juga mengancam akan menggelar aksi demo yang lebih besar dengan mengerahkan ratusan massa jika tuntutan mereka tidak segera dipenuhi.***Reporter: Agus Sulistyo Budi
Editor: Hadiyin

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *