Kediri, LINGKARWILIS.COM – Balai Teknik Perkeretaapian Kelas I Surabaya, Direktorat Jenderal Perkeretaapian (DJKA) Kementerian Perhubungan, telah menyelesaikan proyek penggantian Jembatan Bangunan Hikmat (BH) 613 yang terletak di petak jalur antara Stasiun Kras dan Stasiun Ngadiluwih, Kabupaten Kediri.
Jembatan lama, peninggalan era DKA tahun 1950-an, digantikan dengan struktur baru yang lebih modern dan aman. Sebelumnya, jembatan ini terdiri dari tiga bagian dengan pilar di tengah, sementara jembatan baru dirancang lebih kuat dengan dua bentang tanpa pilar.
Proyek yang berlangsung selama delapan bulan sejak Juli 2024 ini dilakukan untuk meningkatkan keselamatan perjalanan kereta api, mengingat jembatan lama telah mengalami kerusakan akibat terjangan banjir dalam beberapa tahun terakhir.
Baca juga : Kasus PMK di Kediri Meningkat, 1.116 Ekor Ternak Terpapar
Kepala Balai Teknik Perkeretaapian Kelas I Surabaya, Denny Michels Adlan, mengungkapkan bahwa hasil inspeksi awal menunjukkan kondisi jembatan BH 613 sudah mengkhawatirkan. Pilar jembatan mengalami anomali akibat aliran sungai yang deras, sehingga lokasi ini ditetapkan sebagai daerah rawan yang perlu segera diperbaiki.
“Beberapa tahun terakhir, kami memasang penyangga sementara sebagai langkah mitigasi. Namun, ini berdampak pada operasional perjalanan kereta api yang harus memperlambat kecepatan saat melewati lokasi tersebut,” jelas Denny.
Denny menambahkan bahwa hingga tahun 2024, lokasi ini masih tergolong rawan sehingga diputuskan untuk mengganti jembatan secara total. Jembatan baru ini memiliki panjang 32 meter dengan struktur plat baja yang lebih besar dan kuat, memungkinkan kereta api melintas dengan beban serta kecepatan lebih tinggi.
Baca juga : Solichin Resmi Jabat Kepala Lapas Kelas IIA Kediri, Gantikan Urip Dharma Yoga
Selain meningkatkan keselamatan perjalanan KA, penggantian jembatan ini juga menjadi bagian dari program mitigasi banjir. Dengan perencanaan hidromekanika yang lebih baik, diharapkan normalisasi aliran sungai dapat mengurangi risiko genangan air di sekitar PG Ngadirejo dan jalur KA.
Proyek ini menelan anggaran Rp 24 miliar, yang bersumber dari Surat Berharga Syariah Negara (SBSN). Dalam pengerjaannya, BTP Surabaya juga meng-upgrade lintas ini agar setara dengan jalur ganda Surabaya-Jakarta serta jalur utama lainnya di kota-kota besar.
Humas Balai Teknik Perkeretaapian Surabaya, Alfaviega Septian Pravangasta, menegaskan bahwa penggantian jembatan ini dilakukan demi kelancaran perjalanan kereta api, terutama menjelang arus mudik Lebaran yang akan datang.
“Pembangunan dimulai Juli 2024 dan selesai pada Februari 2025 dengan melibatkan 200 pekerja. Jembatan baru ini didesain untuk kecepatan maksimal 120 km/jam, sehingga dapat mengurangi risiko kecelakaan dan meningkatkan keselamatan penumpang,” ungkap Alfaviega.
Dengan rampungnya proyek ini, diharapkan perjalanan kereta api di wilayah Kediri semakin aman dan nyaman, serta bebas dari kendala infrastruktur yang berisiko menghambat operasional.***
Reporter: Bakti Wijayanto
Editor : Hadiyin