Daerah  

Contoh Khutbah Jumat Tema Maulid Nabi Muhammad, Sebarkan Perdamaian di Tengah Keragaman 

Contoh Khutbah Jumat Tema Maulid Nabi Muhammad, Sebarkan Perdamaian di Tengah Keragaman 
Ilustrasi contoh Khutbah Jumat tema Maulid Nabi Muhammad

LINGKARWILIS.COM – Saat menjelang perayaan Maulid Nabi Muhammad SAW, khutbah Jumat bisa diisi dengan kemuliaan Nabi Muhammad atau perilaku yang bisa dicontoh.   

Dalam khutbah jumat dengan tema Maulid Nabi Muhammad, jamaah diingatkan tentang makna sejati dari Maulid Nabi sebagai momentum untuk memperbaharui komitmen kepada ajaran Islam dan menguatkan ukhuwah Islamiyah. 

Dengan penuh hikmah, nantinya khatib mengajak seluruh umat untuk merenungkan teladan Rasulullah dalam menjalani kehidupan sehari-hari, serta mengaplikasikan nilai-nilai kebajikan yang dibawanya dalam setiap aspek kehidupan. 

Berikut ini contoh khutbah Jumat tema Maulid Nabi Muhammad yang dilansir dari Kumpulan Naskah Maulid Nabi Kenegaraan oleh PROF. DR. H. Yusny Sa by, MA Rektor lAIN ar-Raniry Nangroe Aceh Darussalam dengan judul “MISI KENABIAN MUHAMMAD SAW SEBAGAI PEMBAWA PERDAMAIAN.” 

Contoh Khutbah Jumat Tema Maulid Nabi Muhammad

Pada siang ini di tempat yang sangat terhormat ini, kita dengan hati tulus ikhlas berkumpul di sini untuk satu tujuan yaitu untuk bertafakkur mengingatkan diri kita masing-masing dan bangsa kita kepada satu kejadian besar lahimya Nabi yang sangat kita cintai dan muliakan, Muhammad saw ibn ‘Abdillah. 

Kelahiran itu sendiri adalah peristiwa sejarah, bukan dongeng, yang tercatat dalam buku sejarah dunia, yang terkena dengan Sirah Rasulillah, paling kurang ada tahun lahir, masa hidup, perjuangan dan akhimya wafat.

 Tahun kelahiran tercatat 571 M, dan tahun wafat 632 M. Di antara rentang waktu itulah berbagai jenis usaha dan perjuangan telah ditempuh untuk menjadikan manusia berbudi luhur berakhlak mulia. 

Dalam mengenang masa kelahiran itulah kita sekarang berkontemplasi seraya memohon iradah Allah agar kita sadar betapa misi dan perjuangan Nabi Muhammad saw telah mampu merubah pola hidup dan perilaku umat manusia yang kita warisi sampai sekarang ini.

Semua model dan perilaku itu tersimpul dalam istilah uswah hasanah, contoh teladan, yang terjabarkan dalam realitas hidup beliau, baik lewat ucapan atau perbuatan dengan tujuan: AKHLAK MULIA. 

Para Hadirin yang saya hormati. 

Pada kesempatan yang bersahaja ini kita hanya akan mengungkapkan sekelumit saja dari prinsip dan perjuangan Nabi Muhammad saw khusus yang berkaitan dengan perdamaian.

Kita mengetahui bahwa peran utama Nabi Muhammad saw adalah pembawa perdamaian. Dengan demikian maka logikanya adalah bahwa pengikut Nabi Muhammad saw-pun harus menjadi pelopor perdamaian. 

Hal ini perlu diungkapkan mengingat keberadaan sejumlah masyarakat kita, bangsa Indonesia ini, bahkan di luar Indonesia yang mengaku dirinya sebagai pengikut Nabi Muhammad saw. 

Namun nyatanya telah terseret, baik sadar atau tidak ke dalam kancah yang merusak prinsip dan suasana DAMAI. 

Diantara kegiatan tersebut adalah: kekacauan, kerusuhan, pemboman di tempat umum, unjuk rasa yang merusak, mencederakan bahkan menghilangkan nyawa, pungli, korupsi, kolusi, sogok, kronisme dan nepotisme. 

Semua perilaku negatif ini telah menjadi akar penderitaan dan sangat merugikan bangsa kita. Lebih dari itu ia telah merusak kehidupan damai yang kita semua cita-citakan dan perjuangkan. Melihat kenyataan masyarakat kita marilah kita ungkapkan perjuangan Nabi Muhammad saw dalam mengusahakan damai ini, antara lain:

1 Islam adalah damai.

Islam adalah agama yang memprioritaskan prinsip damai sebagai inti ajarannya. Nabi Muhammad saw, sebagai pembawa wahyu, menyampaikan ajaran yang dikenal sebagai Islam, yang berarti selamat, sejahtera, dan damai, bukan dengan nama-nama seperti “Muhammadanisme” atau “Arabisme”. Prinsip damai ini harus tercermin dalam setiap tindakan, baik individu maupun kebijakan negara, baik dalam negeri maupun hubungan internasional.

Nabi Muhammad saw secara kelembagaan mengimplementasikan prinsip damai melalui berbagai pakta, seperti Perjanjian Hudaybiyah dan Piagam Madinah, yang mencakup seluruh elemen masyarakat dan dilaksanakan dengan setia. 

Prinsip ini juga ditegaskan dalam berbagai ayat dan hadits yang menggarisbawahi pentingnya kedamaian. 

Setiap tindakan yang merusak kedamaian, apapun alasannya, jelas bertentangan dengan ajaran Islam yang sebenarnya.

Jika ada individu atau kelompok yang mengklaim mengikuti ajaran Islam namun melakukan tindakan yang merusak kedamaian, kemungkinan besar mereka bertindak berdasarkan emosi pribadi atau kelompok yang tidak sesuai dengan misi damai Nabi Muhammad saw.

Prinsip-prinsip yang diajarkan Nabi Muhammad saw, seperti pemaafan, kerja keras, toleransi, kejujuran, dan kepatuhan pada hukum, bertujuan untuk menciptakan dan memelihara kedamaian di seluruh umat manusia. 

Ajaran ini menegaskan bahwa Islam bertujuan untuk membangun masyarakat yang harmonis dan sejahtera. 

Setiap kebijakan atau tindakan yang melanggar prinsip-prinsip ini tidak mencerminkan ajaran Islam yang sebenarnya, yang selalu berfokus pada perdamaian dan kesejahteraan umat.

2 Sikap Pemaaf

Metode penyampaian ajaran agama atau dakwah yang diemban Nabi Muhammad saw adalah berlandaskan pada prinsip Islam yang damai dan tanpa paksaan. 

Meskipun beliau dan pengikutnya mengalami perlakuan yang sangat menyakitkan selama tiga belas tahun di Mekah, Nabi Muhammad saw tetap memilih jalan toleransi dan pemaafan. 

Masa itu penuh dengan tantangan hidup dan mati, di mana penguasa dan masyarakat Quraisy Mekah menerapkan tindakan keras terhadap beliau dan pengikutnya.

Jika pada masa itu Nabi Muhammad saw membalas kekerasan dengan kekerasan, agama yang beliau ajarkan mungkin hanya akan menjadi sekte kecil dan tidak akan berkembang seperti saat ini. 

Prinsip toleransi dan pemaafan merupakan fondasi utama dari kedamaian yang diajarkan dalam Islam. Contoh dari sikap pemaaf dan pengertian yang ditunjukkan oleh para pemimpin dapat menjadi teladan bagi masyarakat. 

Jika para pemimpin dapat saling memaafkan dan berdamai setelah perseteruan, hal ini akan mempengaruhi rakyat untuk hidup dalam kedamaian.

Pengalaman sejarah menunjukkan bahwa ketegangan dalam masyarakat sering kali berakar dari perseteruan di kalangan pemimpin mereka, yang lebih fokus pada perolehan kekuasaan daripada menciptakan kedamaian. 

Oleh karena itu, penerapan prinsip pemaafan dan toleransi, seperti yang diajarkan Nabi Muhammad saw, sangat penting untuk mewujudkan kedamaian dan harmoni dalam masyarakat.

3 Tidak Diskriminatif. 

Ungkapan terkenal dari Nabi Muhammad saw mengenai persamaan dan kualitas manusia adalah: “Tidak ada perbedaan antara orang Arab dan non-Arab kecuali dalam hal ketakwaan.” 

Prinsip ini menekankan bahwa penunjukan atau penerimaan seseorang dalam suatu jabatan harus didasarkan pada kualitas dan potensi individu, bukan pada faktor seperti hubungan keluarga, suku bangsa, atau preferensi pribadi.

Dalam konteks budaya kita, prinsip ini mengajarkan bahwa pemilihan untuk jabatan atau posisi harus didasarkan pada profesionalisme dan potensi seseorang. 

Ini termasuk kekuatan fisik, kecerdasan yang dibuktikan melalui pendidikan dan tes khusus, pengalaman, keterampilan, dan yang terpenting, akhlak mulia atau ketakwaan kepada Allah SWT. 

Ketakwaan ini ditunjukkan melalui budi pekerti yang baik, yang bisa diuji dan diketahui dengan berbagai cara. Sejarah menunjukkan bahwa ketidakadilan dalam kesempatan dan perlakuan yang berbeda dapat memicu kerusuhan. 

Oleh karena itu, penting untuk memastikan bahwa kesempatan dalam pembangunan dan jabatan diberikan secara adil berdasarkan kualitas dan potensi individu, sehingga menciptakan keadilan dan kedamaian dalam masyarakat.

4 Pengakuan Kepada Kesetaraan

Sebelum kebangkitan Nabi Muhammad saw, masyarakat hidup dalam sistem patriarki di mana perempuan diperlakukan sebagai objek yang hanya dianggap sebagai pelengkap dan bahkan bisa diwariskan sebagai benda. 

Nabi Muhammad saw membawa perubahan besar dengan mengajarkan bahwa perempuan memiliki peran penting dalam masyarakat. Beliau mengakui hak-hak perempuan, termasuk hak untuk memiliki harta dan tidak bisa diganggu gugat tanpa alasan yang sah. 

Nabi Muhammad saw juga menunjukkan kesetaraan gender dalam kehidupan sehari-hari, termasuk dengan terlibat dalam pekerjaan rumah tangga dan mendidik perempuan. 

Beliau membuka kesempatan bagi perempuan untuk memperoleh pendidikan, seperti yang terlihat dalam permintaan kaum perempuan untuk diajarkan di masjid Madinah dan pengangkatan Ummi Waraqah sebagai pemimpin kegiatan keagamaan karena kecerdasan dan penguasaan ilmunya.

Pengakuan terhadap kesetaraan ini membawa dampak besar bagi kehidupan damai, khususnya dalam hubungan antara laki-laki dan perempuan serta dalam perkembangan anak-anak.

Ketidaksetaraan dalam pendidikan dan hak-hak lainnya bertentangan dengan ajaran Nabi Muhammad saw dan dapat menimbulkan ketegangan yang mengganggu kedamaian yang diajarkan oleh agama.

5 Sikap Toleransi.

Toleransi atau tasamuh merupakan inti dari perilaku dan misi Nabi Muhammad saw kepada umat manusia. Sikap toleransi ini telah dipraktikkan dan dipromosikan oleh Nabi dalam berbagai situasi dan waktu. 

Toleransi berarti menghormati dan memberi ruang bagi orang lain untuk berpendapat, bersikap, dan bertindak sesuai dengan keyakinan mereka, tanpa memaksakan kehendak pribadi, selama tidak melanggar hukum yang berlaku.

Dalam Al-Qur’an, Allah mengajarkan bahwa toleransi adalah modal penting untuk menciptakan perdamaian. Nabi Muhammad saw menunjukkan sikap toleransi yang luar biasa, terutama saat beliau dan para pengikutnya kembali ke Mekah. 

Meskipun memiliki kekuasaan, beliau tidak memaksakan tradisi atau agama kepada masyarakat Mekah, melainkan menunjukkan sikap saling menghormati dan menghargai.

Toleransi yang diajarkan oleh Nabi Muhammad saw sangat relevan bagi kehidupan masyarakat multikultural seperti Indonesia, yang terdiri dari berbagai suku, bahasa, budaya, dan agama. Dengan mengamalkan sikap toleransi tersebut, kita dapat memperkuat kedamaian dan keharmonisan di tengah keragaman yang ada.

Dari uraian di atas dapat disimpulkan sebagai berikut:Dari uraian di atas, dapat disimpulkan sebagai berikut:

Pertama, ajaran Islam yang dibawa oleh Nabi Muhammad saw bertujuan untuk menciptakan kedamaian, keselamatan, dan kesejahteraan. Hal ini harus diwujudkan dalam setiap aspek kehidupan baik dalam hubungan pribadi, keluarga, masyarakat, bangsa, maupun komunitas global.

Kedua, setiap individu yang mengaku sebagai pengikut Nabi Muhammad saw—termasuk pemimpin, pejabat, dan masyarakat umum harus berpikir dan bertindak untuk menciptakan kedamaian. 

Mereka yang tidak melakukan hal ini, meskipun mengaku sebagai pengikut, sebenarnya tidak mengikuti ajaran Nabi Muhammad saw secara benar. 

Kami memberikan penghargaan kepada para pemimpin yang dengan tulus berusaha menciptakan kedamaian di negeri ini, meskipun tantangan masih ada.

Ketiga, Tindakan yang menyebabkan kerusuhan, kerugian, atau kematian bertentangan dengan ajaran Nabi Muhammad saw. Tindakan tersebut harus segera ditangani untuk mencegah penyebarannya yang dapat menyebabkan kerugian yang lebih besar.

Keempat, usaha pemerintah dalam menegakkan kedamaian dan supremasi hukum, serta pemberantasan korupsi, pungli, dan nepotisme, harus didukung sepenuhnya. Masalah-masalah ini telah merusak sendi-sendi kehidupan normal dan menjadi akar kerusuhan.

Kelima, Pemimpin dan cendekiawan adalah pewaris ajaran Nabi dan harus menjadi teladan bagi masyarakat. Mereka yang belum siap menjadi teladan sebaiknya tidak mengambil peran kepemimpinan. 

Bagi yang telah memegang posisi kepemimpinan tetapi tidak bersedia menjadi teladan, sebaiknya mundur dengan terhormat. Negara ini masih memiliki banyak individu yang mampu menjadi teladan dalam pemikiran dan tindakan.

Demikianlah renungan dan tafakkur kita siang ini dalam rangka mengenang kelahiran dan perjuangan Nabi Muhammad saw, yang telah berjuang keras untuk memperbaiki perilaku umat manusia menjadi makhluk yang mulia. 

Kita menyadari bahwa kehadiran kita di sini tidak hanya sekadar untuk merayakan hari kelahiran Yang Mulia, tetapi juga untuk membuat komitmen pribadi, disaksikan oleh Allah SWT, untuk mengikuti ajarannya dengan tekad yang kuat. 

Tujuan kita adalah untuk menciptakan rahmat, kesejahteraan, dan kedamaian bagi umat manusia, khususnya untuk masyarakat dan bangsa Indonesia yang kita cintai.

Sambil berdoa, marilah kita memohon agar para pemimpin kita dapat menjadi teladan dalam mengemban amanah Allah dan memenuhi tuntutan umat. Amin ya Rabbal Alamin.

Lebih dan kurang saya mohon ma’af. Wassalamualaikum wr.wb. 

Editor: Shadinta Aulia Sanjaya

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *