Daerah  

Daftar Kasus Viral di Indonesia Selama Bulan Ramadhan

Daftar Kasus Viral di Indonesia Selama Bulan Ramadhan
Ilustrasi kasus viral di Indonesia (Pexels/cottonbro studio)

LINGKARWILIS.COM – Bulan Ramadhan tak hanya diwarnai dengan momen ibadah dan kebersamaan, tetapi juga berbagai kasus di Indonesia yang menjadi perbincangan hangat masyarakat.

Dari insiden yang memicu kontroversi hingga kasus kriminal yang terjadi di tengah suasana bulan suci, semuanya menjadi sorotan publik.

Media sosial pun dipenuhi dengan berbagai opini dan reaksi warganet terhadap kejadian-kejadian tersebut yang terjadi selama Ramadhan.

Lalu, kasus apa saja yang paling viral di Indonesia sepanjang Ramadhan tahun ini? Mari kita bahas lebih lanjut!

Jaksa Tahan Kontraktor dalam Kasus Dugaan Korupsi DAM Rp 4,9 Miliar

4 Kasus Viral di Indonesia Selama Bulan Ramadhan 2025

1 PGRI Jember sebut Bu Guru Salsa tetap layak jadi Guru

Kasus Bu Guru Salsa menjadi viral setelah video syurnya tersebar luas di internet. PGRI Jember dengan tegas membela dan menilai bahwa Salsa tetap layak menjadi guru, meskipun mengalami skandal tersebut. Organisasi ini menolak anggapan bahwa kejadian tersebut mengurangi kelayakannya sebagai tenaga pendidik.

Humas PB PGRI Jember, Ilham Wahyudi, menegaskan bahwa Salsa adalah korban eksploitasi digital, di mana video tersebut disebarkan tanpa izinnya. Ia menegaskan bahwa video itu awalnya dibuat untuk pacar online-nya yang menjanjikan pernikahan dan kehidupan layak, tetapi akhirnya justru disebarluaskan dan bahkan diperjualbelikan oleh pihak lain.

Setelah video tersebut viral, Salsa memutuskan untuk mengundurkan diri dari profesinya sebagai guru. Namun, PGRI Jember menyayangkan keputusan itu, mengingat Salsa telah lolos seleksi PPPK, yang menjadi impian banyak tenaga honorer. Mereka menilai bahwa dia tetap memiliki hak untuk mengajar, apalagi sudah menunjukkan sikap bertanggung jawab dengan memberikan klarifikasi serta permintaan maaf kepada publik.

Di tengah polemik yang terjadi, Pemerintah Kabupaten Jember tetap mengumumkan nama Salsa dalam daftar peserta yang lolos seleksi administrasi PPPK. Keputusan ini muncul satu minggu setelah ia mengajukan pengunduran diri pada 7 Februari 2025. Meskipun demikian, video yang melibatkannya terus menyebar luas dan menjadi bahan perbincangan di berbagai daerah.

Beberapa sumber menyebutkan bahwa ada puluhan video yang memperlihatkan wajah serta tubuhnya dengan jelas. Namun, Ilham Wahyudi menegaskan bahwa hal tersebut tidak boleh menjadi alasan untuk mencabut hak Salsa sebagai seorang pendidik.

PGRI Jember pun siap memberikan perlindungan dan pendampingan hukum agar ia tetap bisa mengajar sesuai dengan haknya sebagai tenaga PPPK.

Selain dikenal sebagai guru SD, Salsa juga merupakan seorang TikToker yang sering membagikan video tentang kegiatan mengajarnya bersama murid-murid. Namun, ia kerap mendapat sorotan karena busana yang dinilai terlalu ketat untuk seorang guru.

Di tengah kontroversi yang masih berlangsung, Bu Guru Salsa melangsungkan pernikahan dengan Muhammad Luqman Hakim, seorang guru SMP yang mengajar informatika.

Pasangan ini menikah pada 28 Februari 2025 di rumahnya di Desa Pontang, Kecamatan Ambulu, Jember, dengan akad nikah yang dipimpin langsung oleh Kepala KUA setempat.

Luqman Hakim diketahui sudah berkomitmen untuk menikahi Salsa sejak Desember 2024, jauh sebelum skandal video tersebut viral. Pernikahan ini menunjukkan bahwa ia tetap menerima Salsa di tengah badai kontroversi yang menerpa istrinya.

Kasus ini menimbulkan perdebatan di masyarakat, antara yang mendukung hak Salsa untuk tetap mengajar dan yang menilai bahwa citranya sebagai tenaga pendidik sudah tercoreng. Meski demikian, PGRI Jember tetap berdiri di pihak Salsa, menekankan bahwa ia adalah korban dan layak mendapatkan kesempatan kedua dalam kariernya.

2 Penembakan Menggunakan Senjata Angin 

Kasus penembakan terhadap anak ataupun remaja kembali terjadi selama bulan Ramadhan, melibatkan penggunaan senjata angin yang mengakibatkan luka serius.

Penembakan di Bogor

Insiden pertama yang sedang viral di medsos terjadi di Kampung Dukuh, Desa Pasir Mukti, Kecamatan Citeureup, Kabupaten Bogor, pada Minggu (16/3/2025) dini hari. Seorang remaja 17 tahun menjadi korban penganiayaan dengan airsoft gun saat membangunkan sahur.

Pelaku, yang dikenal sebagai orang kaya di daerah tersebut, marah tanpa alasan jelas dan menembak korban hingga mengalami luka sobek sedalam 4 cm di kepala.

Menurut keterangan kakek korban, Mukidi (63), pelaku sering membuat onar dan merasa berkuasa karena kekayaannya. Saksi mata juga mendengar suara letusan senjata saat kejadian berlangsung. Korban sempat dibawa ke rumah sakit, tetapi dua rumah sakit menolak menangani luka yang cukup parah.

Diduga, aksi pelaku dipicu oleh kekecewaannya setelah gagal dalam pemilu sebelumnya. Warga yang marah melaporkan kejadian ini ke pihak berwenang. Saat polisi menangkap pelaku, situasi sempat ricuh karena warga hendak menghakimi pelaku secara langsung.

Penembakan di Ponorogo

Insiden kedua terjadi di Desa Beton, Kecamatan Siman, Ponorogo, pada Selasa (11/3/2025) sore. Seorang bocah berusia 12 tahun, pelajar Madrasah Tsanawiyah (MTs), tertembak senapan angin di lengan kiri saat sedang memancing ikan lele bersama teman-temannya.

Pelaku, seorang warga bernama SMT, mengaku kesal karena anak-anak sering mengambil ikan di kolamnya tanpa izin, meskipun sudah sering diperingatkan. Dalam kondisi marah, ia menembakkan senapan angin setelah memompanya tiga kali, dengan alasan hanya ingin menakut-nakuti mereka.

Korban langsung dilarikan ke rumah sakit untuk menjalani operasi pengangkatan peluru. Saat ini, kondisinya sudah membaik. Polisi telah mengamankan pelaku beserta barang bukti senapan angin yang digunakan dalam insiden tersebut.

Dua kasus ini menimbulkan kekhawatiran masyarakat terkait penggunaan senjata angin yang semakin sering disalahgunakan, bahkan terhadap anak-anak. Warga berharap pihak berwenang memperketat regulasi dan menindak tegas pelaku agar kejadian serupa tidak terulang.

3 Eks Kapolres Ngada Cabuli Anak DIbawah Umur 

Kapolres Ngada nonaktif, AKBP Fajar Widyadharma Lukman Sumaatmaja, dipindahkan ke satuan kerja Pelayanan Markas (Yanma) Polri setelah diduga terlibat dalam kasus penyalahgunaan narkoba, pencabulan anak di bawah umur, serta penjualan video tidak senonoh ke situs dewasa di Australia.

Keputusan mutasi ini tercantum dalam Surat Telegram Kapolri Nomor: ST/489/III/KEP/2025 yang diterbitkan pada 12 Maret 2025. Sebagai penggantinya, AKBP Andrey Valentino ditunjuk menjadi Kapolres Ngada, setelah sebelumnya bertugas sebagai Kapolres Nagekeo, Polda NTT.

Penyelidikan yang dilakukan Direktorat Reskrimum Polda NTT mengungkap bahwa korban pencabulan yang dilakukan AKBP Fajar merupakan seorang anak berusia enam tahun. Korban dibawa ke hotel oleh seorang wanita berinisial F, yang sebelumnya diminta oleh Fajar untuk mencarikan anak-anak. Perbuatan tersebut direkam dan videonya kemudian diperjualbelikan ke situs dewasa di Australia. Selain itu, Fajar juga diduga terlibat dalam penggunaan narkotika.

Atas tindakan kriminal yang dilakukan, AKBP Fajar telah dicopot dari jabatannya dan resmi ditetapkan sebagai tersangka. Saat ini, ia ditahan di Rutan Bareskrim Polri, Jakarta, dan diperlihatkan ke publik dalam balutan baju tahanan oranye dengan tangan diborgol.

4 MinyakKita Disunat

Polemik MinyaKita kembali mencuat setelah ditemukan ketidaksesuaian antara isi produk dan label kemasan. Minyak goreng bersubsidi ini seharusnya berisi 1 liter, tetapi dalam pemeriksaan hanya berisi 750–800 mililiter. Sebelumnya, MinyaKita juga mengalami kelangkaan dan kenaikan harga di atas HET Rp 14.000 per liter, bahkan mencapai Rp 17.000–Rp 20.000.

Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman menemukan indikasi kecurangan ini saat inspeksi di Pasar Lenteng Agung, Jakarta Selatan. Tidak lama kemudian, Bareskrim Polri mengungkap adanya praktik penyunatan isi kemasan oleh tiga perusahaan, yaitu PT Artha Eka Global Asia (Depok), Koperasi Produsen UMKM Kelompok Terpadu Nusantara (Kudus), dan PT Tunas Agro Indolestari (Tangerang). Produk mereka dijual dengan harga normal meskipun isi berkurang.

Pemerintah menegaskan bahwa tindakan ini merugikan masyarakat dan tidak bisa ditoleransi. Kementerian Pertanian bekerja sama dengan Satgas Pangan dan Bareskrim Polri untuk menindak tegas perusahaan yang terbukti melakukan pelanggaran, termasuk kemungkinan pencabutan izin usaha.

Editor; Shadinta Aulia Sanjaya

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *