Ponorogo, LINGKARWILIS.COM – Di tengah meroketnya harga cabai, sejumlah petani cabai di Ponorogo justru mengalami kerugian besar. Tanaman cabai yang seharusnya siap dipanen banyak yang mati dan tidak berbuah akibat serangan virus Gemini. Salah satu daerah yang terdampak adalah Desa Ronosentanan, Kecamatan Siman, yang dikenal sebagai sentra penghasil cabai di Kabupaten Ponorogo.
Rudi Setiono, seorang petani cabai di wilayah tersebut, menyatakan bahwa serangan virus ini menyebabkan gagal panen bagi banyak petani.
“Bisa dibilang gagal panen, karena banyak yang terserang virus, akhirnya tidak mau berbuah dan cepat busuk,” ungkap Rudi kepada wartawan pada Rabu (7/8/2024).
Baca juga : Dapoer Lapas Kelas IIA Kediri Raih Sertifikat Halal, Termasuk Status Gerai Halal, Ini Infonya
Ia menjelaskan bahwa meskipun ada tanaman yang masih mampu berbuah, hasilnya tidak maksimal. Buah cabai yang dihasilkan cenderung kecil atau hanya sedikit, padahal tanaman cabai yang berusia 3,5 bulan seharusnya sudah memasuki masa panen dengan hasil yang melimpah. Namun, hanya sebagian kecil dari tanaman cabai yang berhasil berbuah dengan baik.
“Munculnya virus Gemini ini sudah terjadi sejak satu bulan yang lalu. Biasanya diawali dengan pohon yang mengerdil, ditambah daun yang mulai keriting dan berwarna kuning,” jelas Rudi.
Ia menambahkan bahwa jika tanaman cabai sudah terserang virus Gemini, kemungkinan besar tanaman tersebut akan mati atau gagal panen, dengan tingkat kegagalan mencapai 85 persen.
Baca juga : Dinas PUPR Kabupaten Kediri Janji Segera Perbaiki Jalan Rusak, Ini Kata Kepala Dinasnya
Untuk mengurangi kerugian yang lebih besar, Rudi dan para petani lainnya memutuskan untuk mengganti tanaman cabai mereka dengan jagung. Meskipun harga jagung saat ini anjlok, tanaman ini setidaknya bisa membantu menutupi sebagian kerugian akibat gagal panen cabai.
“Jika normalnya tanaman cabai di satu kotak sawah bisa memanen 25 kilogram setiap minggu, sejak terkena virus, paling hanya dapat 2 sampai 3 kilogram saja,” pungkas Rudi, menggambarkan betapa besar dampak virus ini terhadap produksi cabai di daerah tersebut.***
Reporter : Sony Dwi P
Editor : Hadiyin