Relokasi 486 Makam di Blitar Diselimuti Kisah Mistis, Tangisan Perempuan Hingga Tanah Keras

Relokasi 486 Makam di Blitar Diselimuti Kisah Mistis, Tangisan Perempuan hingga Tanah Keras
Proses penggalian dan pemindahan makam di Dusun Bambang. (Aziz)

Blitar, LINGKARWILIS.COM – Pembongkaran 486 makam di Dusun Bambang, Desa Siraman, Kecamatan Kesamben, Kabupaten Blitar, menjadi bagian dari sejarah pembangunan jalan layang strategis yang menghubungkan Blitar dan Malang.

Proses relokasi makam ini tak hanya menantang secara fisik, tetapi juga mengungkap berbagai kisah mistis yang dialami oleh para pekerja.

Makam-makam yang rata-rata berusia puluhan hingga ratusan tahun ini berada di kawasan hutan yang dikelola Perhutani. Tim dari Kelompok Masyarakat Kramat Jati, yang terlibat dalam pembongkaran dan pemindahan makam, melaporkan sejumlah pengalaman di luar nalar.

Baca juga : Kemenag Kota Kediri Seleksi Khafilah untuk MTQ Jawa Timur 2025, Ini Infonya

Kepala Bidang Peningkatan Kapasitas Lingkungan Hidup, Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kabupaten Blitar, Hakim Catur Yulianto, mengungkapkan bahwa para pekerja sering mendengar suara tangisan perempuan saat hendak pulang.

Suara tersebut memancing rasa penasaran para pekerja, yang kemudian menelusurinya bersama juru kunci makam.

“Kami akhirnya menemukan bahwa suara tangisan itu berasal dari tanah kosong di bawah pohon jati, yang ternyata menyimpan jenazah tanpa tanda makam atau nisan,” ungkap Hakim pada Rabu (15/1/2025). Proses penggalian dilakukan dengan penuh kehati-hatian meski berlangsung hingga malam hari.

Baca juga : Pilkada Usai, Masyarakat Harus Bersatu Membangun Kota Kediri, Gus Qowim : Tidak ada Lagi 01 dan 02

Selain tangisan, pekerja juga menghadapi tantangan berupa tanah yang tidak wajar. Beberapa bagian tanah digali dengan mudah, sementara lainnya membutuhkan tenaga ekstra, meskipun secara umum tanah di lokasi tersebut tergolong gembur.

Menurut cerita warga sekitar, kompleks makam tersebut sering menjadi tempat pemakaman jenazah misterius, termasuk korban pembunuhan, kecelakaan, atau orang tanpa identitas. Dari total 486 makam yang direlokasi, 140 di antaranya tidak memiliki identitas jelas atau ahli waris.

Relokasi makam ini merupakan bagian dari proyek strategis nasional pembangunan flyover Blitar-Malang. Meski menghadapi tantangan, para pekerja tetap profesional dalam menjalankan tugas mereka, memastikan setiap jenazah dipindahkan dengan layak ke kompleks pemakaman baru yang berjarak sekitar 100 meter.

Relokasi ini tidak hanya menjadi catatan pembangunan infrastruktur, tetapi juga menggambarkan sisi humanis dan spiritual dalam menghadapi tantangan besar. Meski diselingi pengalaman mistis, semangat profesionalisme tetap dijunjung tinggi oleh para pekerja.***

Reporter : Aziz Wahyudi
Editor : Hadiyin

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *