Pelaksanaan Pilkades yang berjalan dengan aman, Kondusif dan lancar itu, kata Mas Syah, tak lepas dari komitmen semua pihak.
Langkah itu dinilai efektif untuk menciptakan kondusifitas sehingga calon kepala desa yang tidak terpilih dapat menerimanya dengan legowo dan tidak terjadi pergerakan massa simpatisan.
“Karena tingkat persinggungan politik di desa itu lebih kuat dibandingkan dengan Pilpres maupun Pileg. Kalau Pilpres maupun Pileg, usai pilihan sudah selesai. Tapi untuk Pilkades tidak bisa seperti itu, singgungannya lebih kuat karena satu rumah saja bisa dimungkinkan pilihannya berbeda,” imbuhnya.
Untuk itu Mas Syah menekankan agar masyarakat tidak terpecah belah karena beda pilihan.
Menurutnya, beda pilihan dalam sebuah kontestasi adalah hal wajar dan harus bisa disikapi dengan bijak.
Selain itu, dalam kesempatan itu Mas Syah memohon doa masyarakat agar pelaksanaan Pilkades itu dapat menghasilkan pemimpin yang membawa perubahan lebih baik bagi desa di Kabupaten Trenggalek.
Untuk diketahui, ada sebanyak sembilan desa di Kabupaten Trenggalek yang akan melaksanakan Pilkades serentak pada 25 Oktober mendatang.
Sembilan desa itu di antaranya Desa Banaran, Kecamatan Tugu, Desa Salamwates Kecamatan Dongko, Desa Tanggaran Kecamatan Pule, Desa Jombok Kecamatan Pule dan Desa Masaran Kecamatan Bendungan.
“Kemudian ada Desa Ngadirenggo Kecamatan Pogalan, Desa Wonocoyo Kecamatan Pogalan, Desa Nglebo Kecamatan Suruh dan Desa Salamrejo Kecamatan Karangan,” pungkasnya.***
Reporter : Angga Prasetya
Editor : Hadiyin