Kasus Kematian Bumil Meningkat, Preeklamsia Paling Banyak Pemicunya

Kasus Kematian Bumil Meningkat, Preeklamsia Paling Banyak Pemicunya
Ilustrasi

Blitar, LINGKARWILIS.COM – Angka kematian ibu hamil (bumil) di Kabupaten Blitar menjadi perhatian serius. Pada tahun 2024, tercatat 13 kasus kematian ibu hamil, lebih tinggi dibandingkan tahun 2023 yang hanya mencatatkan enam kasus.

Hal tersebut disampaikan oleh Subko Kesehatan Keluarga dan Gizi Masyarakat, Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Blitar, Etti Suryani.

Menurutnya, penyebab kematian ibu hamil antara lain preeklamsia, serangan jantung, pendarahan, dan demam berdarah dengue (DBD).

“Banyak ibu hamil yang mengabaikan kondisi kesehatan selama kehamilan, mereka merasa aman dan sehat, padahal seringkali ada masalah yang tidak terdeteksi,” ungkap Etti pada Selasa (4/2/2025).

Baca juga : Persik Kediri Terima Teguran dari Liga Indonesia, Ini Catatannya

Preeklamsia sendiri adalah kondisi medis serius yang dapat terjadi selama kehamilan, ditandai dengan tekanan darah tinggi dan kerusakan organ tubuh, terutama ginjal dan hati.

Etti menyebutkan bahwa preeklamsia merupakan penyebab utama kematian ibu hamil. Faktor risiko seperti kehamilan pertama, usia hamil yang lebih tua, kehamilan kembar, serta hipertensi kronis dapat meningkatkan kemungkinan terjadinya preeklamsia.

“Penyakit bawaan dan faktor risiko lainnya menjadi faktor utama yang membawa ibu hamil pada preeklamsia,” jelas Etti.

Menurutnya, preeklamsia bisa dideteksi sejak dini dengan rutin memeriksakan kesehatan selama kehamilan. Kondisi ini biasanya terdeteksi setelah usia kehamilan 20 minggu.

Baca juga : Pembalap Liar di Blitar Nekat Tabrak Kasat Lantas Demi Hindari Razia

Jika terdeteksi, penanganan bisa dilakukan dengan pemberian kalsium dan aspilet. Namun, jika preeklamsia sudah dalam kondisi berat, keputusan medis harus diambil untuk melahirkan bayi pada usia 34 minggu, meski bayi tersebut menjadi prematur.

Pihak Dinkes Kabupaten Blitar terus berupaya menurunkan angka kematian ibu hamil melalui sosialisasi pentingnya cek kesehatan rutin selama kehamilan.

“Meskipun kondisi ibu hamil dianggap aman, mereka tetap harus rutin memeriksakan kondisi kesehatan. Ini penting untuk mengidentifikasi apakah ada risiko tinggi dalam kehamilan,” tegas Etti.

Selain preeklamsia, dua penyebab kematian ibu hamil lainnya adalah serangan jantung dan DBD, masing-masing menyebabkan dua kematian. Pendarahan juga tercatat menyebabkan dua kematian.

Etti mengingatkan pentingnya pemeriksaan rutin selama kehamilan, dengan minimal enam kali kunjungan ke fasilitas kesehatan untuk memastikan kesehatan ibu dan janin.

“Baik itu risiko tinggi maupun rendah, semua ibu hamil harus tetap melakukan kontrol rutin untuk memastikan kesehatan ibu dan janin tetap terjaga,” pungkas Etti.***

Reporter : Aziz Wahyudi

Editor : Hadiyin

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *