Kediri, LINGKARWILIS.COM – Muhammad Sugianto, atau yang lebih akrab disapa Mohak, seorang warga Desa Peh Kulon, Kecamatan Papar, Kabupaten Kediri, telah membuktikan bahwa seni ukir tradisional bisa memperoleh pengakuan internasional.
Dengan dedikasi dan perjuangan panjang, karya-karya ukirannya kini tidak hanya dikenal di dalam negeri tetapi juga menembus pasar mancanegara.
Dalam perbincangan dengan jurnalis Lingkarwilis.com di galeri rumahnya pada Sabtu (18/1/2025), Mohak menceritakan awal perjalanannya yang penuh tantangan.
“Saya memulai dari nol, bekerja di mebel Jombang dan Nganjuk sebelum memutuskan pulang ke kampung halaman. Dengan tekad mandiri, saya membuat ukiran pertama untuk masjid desa,” tuturnya.
Baca juga : Lahan Tembakau di Kediri Bertambah 100 Hektar pada 2025
Keterampilannya diasah melalui pelatihan di STSI Solo (sekarang ISI), yang menjadi awal mula perjalanan Mohak sebagai pengrajin ukir. Ia mengawali kariernya sebagai tukang amplas hingga akhirnya diakui sebagai pengrajin berbakat.
“Saya percaya ukiran ini akan membawa perubahan besar, meskipun awalnya hanya pekerjaan kasar,” kenangnya.
Kerja keras Mohak kini membuahkan hasil. Karya-karyanya menarik perhatian banyak pihak, termasuk Menteri Pariwisata Sandiaga Uno dan Widyati Putri Wardhana yang memesan ukiran khusus darinya. Bahkan, salah satu trofi ikan cupang hasil karyanya telah dikirim hingga ke Malaysia.
Baca juga : Sebanyak 64 Lulusan Ma’had Aly Lolos Seleksi CPNS Kemenag 2024, 31 Diantaranya dari Ponpes Lirboyo, Kediri
Mohak menjelaskan bahwa ukiran manual memiliki nilai seni yang tak tergantikan oleh mesin.
“Ukiran manual memiliki jiwa dan rasa yang berbeda. Ini adalah warisan budaya yang harus kita jaga,” tegasnya.
Selain mencapai prestasi pribadi, Mohak juga memberi dampak positif kepada masyarakat dengan melibatkan penyandang disabilitas dalam proses produksi. Langkah ini menunjukkan bahwa keterbatasan fisik bukanlah hambatan untuk berkarya.
“Saya bangga bisa melestarikan budaya sekaligus membantu teman-teman yang bekerja bersama saya,” ujarnya.
Ia berharap pemerintah lebih mendukung pengrajin lokal melalui promosi seni ukir tradisional.
“Kami siap membawa nama Kediri harum di tingkat nasional maupun internasional,” pungkasnya penuh semangat.***
Reporter: Agus Sulistyo Budi
Editor: Hadiyin