Kediri, LINGKARWILIS.COM – Luas lahan tanaman tembakau di Kabupaten Kediri mengalami peningkatan pada 2025, bertambah 100 hektar dibanding tahun sebelumnya.
Dari 1.000 hektar pada 2024, kini menjadi 1.100 hektar. Penambahan lahan ini tersebar di wilayah Grogol, Semen, Tarokan, serta beberapa kecamatan baru seperti Purwoasri, Gampengrejo, Papar, Gurah, dan Kandat.
Capaian panen tembakau per hektar juga mengalami peningkatan signifikan. Pada 2024, produksi mencapai 1.500 ton per hektar, meningkat dari 1.300 ton per hektar pada 2023. Harga tembakau rajangan kering saat ini berkisar antara Rp 35.000 hingga Rp 40.000 per kilogram.
Baca juga : Musrenbang Kelurahan Dermo, Kota Kediri, Finalisasi Usulan Prioritas untuk Tahun 2026
Anang Widodo, Kepala Dispertabun Kabupaten Kediri, melalui Trihadi Mulyono, Sub Koordinator Perbenihan dan Perlindungan Tanaman Perkebunan, menyatakan bahwa pemerintah daerah terus mendukung pertumbuhan tanaman tembakau melalui berbagai inisiatif.
“Pemkab Kediri memfasilitasi kemitraan dengan PT Sadana sehingga petani tembakau merasakan peningkatan ekonomi,” jelasnya.
Trihadi menambahkan bahwa musim tanam ideal untuk tembakau berlangsung pada musim kemarau, yaitu Mei hingga Juli, dengan masa panen antara Agustus hingga Oktober. Pertumbuhan optimal tanaman tembakau membutuhkan waktu sekitar 75 hari, didukung bantuan pupuk dari Dispertabun.
Baca juga : Musrenbang Kelurahan Dermo, Kota Kediri, Finalisasi Usulan Prioritas untuk Tahun 2026
Sebanyak 95 persen petani tembakau di Kabupaten Kediri berstatus sebagai petani kemitraan yang menanam jenis tembakau Virginia. Untuk mencegah serangan hama, para petani diimbau secara rutin memantau kondisi tanaman.
Peningkatan luas lahan dan hasil panen ini diharapkan mampu memberikan dampak positif terhadap perekonomian petani tembakau di Kabupaten Kediri.
Reporter: Rizky Rusdiyanto
Editor : Hadiyin