Ojol Perempuan di Blitar Dibekali Kemampuan Bela Diri Karena Rawan Jadi Korban Kriminalitas

Ojol Perempuan Rawan Kriminal, Diharapkan Diberikan Pelatihan Bela Diri
Para ojol Perempuan perkasa ketika mengikuti sebuah kegiatan di Kabupaten Blitar. (ist)

Namun, kondisi ini membuat mereka rentan menjadi sasaran tindak kriminal, terutama karena jam kerja yang sering hingga larut malam.

Kepala Bidang Perlindungan Perempuan dan Anak (PPA) Dinas Pengendalian Penduduk, Keluarga Berencana, Pemberdayaan Perempuan, dan Perlindungan Anak (DPPKBP3A) Kabupaten Blitar, Lyes Setyaningrum, mengusulkan adanya pelatihan bela diri bagi pengemudi ojol perempuan.

Baca juga : Resmikan Pojok Baca Digital, Pj Wali Kota Kediri, Sambil Santai Nikmati Suasana Taman Sekaligus Tambah Pengetahuan

“Kami berharap ada pihak yang bersedia melatih bela diri agar mereka mampu mempertahankan diri jika menghadapi situasi yang tidak aman. Mengingat banyak yang bekerja hingga malam hari, kami berupaya memberikan perlindungan yang maksimal,” ujar Lyes, Rabu (22/1/2025).

Berdasarkan data, jumlah ojol perempuan di Kabupaten Blitar mencapai 22 orang. Sebagian besar dari mereka adalah tulang punggung keluarga, dengan mayoritas berusia di atas 35 tahun.

Beberapa di antaranya merupakan orang tua tunggal, sementara lainnya menjadi penopang ekonomi keluarga karena suami tidak bekerja.

Baca juga : Edukasi Pencegahan PMK pada Ternak Kambing di Kediri

Lyes menambahkan, pihaknya terinspirasi oleh program di Provinsi Jawa Timur yang memberikan pelatihan kepada pengemudi ojol perempuan di Surabaya.

Pelatihan tersebut mencakup peningkatan keterampilan dan usaha ekonomi agar mereka memiliki alternatif penghasilan dan dapat memilih waktu kerja yang lebih aman.

Pada tahun 2024 lalu, DPPKBP3 Kabupaten Blitar juga telah menyelenggarakan berbagai program pemberdayaan bagi para ojol perempuan, termasuk pelatihan pembuatan buket dan sosialisasi tentang kekerasan.

Selain itu, mereka turut dilibatkan dalam program pemberdayaan yang digelar Dinas Koperasi dan Dinas Tenaga Kerja.

“Sebagai tulang punggung keluarga, mereka membutuhkan penguatan baik secara ekonomi maupun perlindungan diri. Kami ingin membantu mereka lebih siap menghadapi risiko yang mungkin terjadi di lapangan,” pungkas Lyes.***

Reporter : Aziz Wahyudi
Editor : Hadiyin

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *