Lingkarwilis.com – Diketahui jika daging babi adalah salah satu makanan yang sangat populer di berbagai budaya dan negara di seluruh dunia.
Namun, konsumsi daging babi dalam jumlah berlebihan telah dikaitkan dengan peningkatan risiko penyakit jantung.
Ada beberapa penyebab yang menjadikan daging babi bisa meningkatkan risiko penyakit jantung yang berbahaya.
Berikut ini adalah beberapa penyebab daging babi dapat meningkatkan risiko penyakit jantung.
1. Kandungan Lemak Jenuh Tinggi
Babi memiliki kandungan lemak jenuh yang tinggi. Lemak jenuh dapat membuat kadar kolesterol jahat (LDL) dalam darah meningkat.
Konsumsi lemak jenuh yang berlebihan dapat menyebabkan penumpukan plak di arteri, yang dapat mengakibatkan penyempitan dan penyumbatan pembuluh darah.
2. Tinggi Kandungan Kolesterol
Babi juga mengandung kolesterol yang tinggi. Konsumsi makanan tinggi kolesterol dapat meningkatkan kadar kolesterol dalam darah dan menyebabkan penumpukan plak di arteri.
Berbagai penelitian menunjukkan bahwa babi yang dikonsumsi dalam jumlah berlebihan dapat meningkatkan risiko aterosklerosis dan penyakit jantung koroner.
3. Protein Hewan yang Tidak Seimbang
Babi mengandung protein hewani yang tinggi, tetapi kebanyakan protein ini bersifat asam amino yang tidak seimbang.
Asam amino tertentu dalam daging babi, seperti asam arakidonat, dapat meningkatkan peradangan dalam tubuh.
4. Penambahan Bahan Pengawet dan Rasa
Beberapa produk babi mengandung tambahan bahan pengawet dan rasa yang dapat meningkatkan resiko gangguan pada jantung.
Bahan seperti garam nitrat dan monosodium glutamat (MSG) telah dikaitkan dengan peningkatan tekanan darah dan peradangan serta penyakit pada jantung.
Meskipun demikian, penting untuk diingat bahwa risiko penyakit yang dikaitkan dengan babi bergantung pada jumlah dan cara memasak serta memproses daging tersebut.
Mengonsumsi daging dalam jumlah seimbang dan memilih daging tanpa lemak serta memasaknya dengan cara sehat dapat membantu mengurangi risiko penyakit.
Sebagai gantinya, disarankan untuk mengkonsumsi sumber protein lain yang lebih sehat seperti ikan, ayam tanpa kulit, atau protein nabati seperti kacang-kacangan dan kedelai.
Penting juga untuk menjaga pola makan yang seimbang, berolahraga secara teratur, dan menghindari kebiasaan merokok untuk menjaga kesehatan dan terhindar dari penyakit jantung.
Jika Anda memiliki riwayat keluarga atau faktor risiko lain yang meningkat, sebaiknya konsultasikan dengan dokter atau ahli gizi untuk saran lebih lanjut.