Blitar, LINGKARWILIS.COM – Setiap tahun, disebutkan selalu ada pekerja migran Indonesia (PMI) dari Kabupaten Blitar yang meninggal saat bekerja di perantauan.
Menurut data Dinas Tenaga Kerja (Disnaker) Kabupaten Blitar, selama 2024 hingga pertengahan tahun, sudah ada 9 PMI yang meninggal dunia. Sebagian besar dari mereka meninggal karena sakit.
Kepala Bidang Penempatan dan Perluasan Kesempatan Kerja Disnaker Kabupaten Blitar, Yopie Kharisma Sanusi mengatakan negara tujuan mereka mulai dari Asia Tenggara hingga Asia Tengah, termasuk Malaysia, Hongkong, Taiwan, Brunei Darussalam, hingga Oman.
“Sebagian besar meninggal karena sakit. Mereka berasal dari berbagai negara perantauan,” kata Yopie, Jumat (5/7).
Dari 9 PMI yang meninggal, mayoritas adalah perempuan dengan jumlah enam orang, sementara tiga lainnya adalah pria.
Penyebab meninggalnya mayoritas adalah sakit selama di perantauan, sementara yang meninggal karena kecelakaan jumlahnya sedikit. Disnaker Kabupaten Blitar terus memantau kondisi PMI yang bekerja di luar negeri.
Yopie menambahkan bahwa setiap tahun memang selalu ada kabar duka dari luar negeri. Pada tahun 2023, pihaknya mencatat ada 15 PMI yang meninggal selama di perantauan, dengan rincian 11 pria dan 4 perempuan.
Negara perantauan mereka termasuk Malaysia (7 pria dan 2 perempuan), Hongkong (2 perempuan dan 1 pria), Korea Selatan (1 pria), dan Brunei (2 pria).
Begitu ada kabar duka, Disnaker Kabupaten Blitar bergerak cepat dengan koordinasi bersama KBRI dan jasa pengerah tenaga kerja serta instansi lain untuk memastikan pemulangan jenazah ke rumah duka. Namun, ada satu PMI yang dimakamkan di perantauan karena meninggal akibat infeksi Covid-19.
Disnaker Kabupaten Blitar mengimbau agar calon PMI berangkat melalui jalur resmi untuk memudahkan pengawasan dan penanganan jika terjadi masalah di perantauan.
Jumlah PMI asal Kabupaten Blitar dari tahun ke tahun terus meningkat. Sesuai data Disnaker Kabupaten Blitar, sejak tahun 2021 hingga Mei 2024, jumlah PMI yang berangkat ke luar negeri mencapai 25.320 warga.***
Reporter : Aziz Wahyudi
Editor : Hadiyin