LINGKARWILIS.COM – Mulai memasuki musim hujan, dinas terkait mulai melakukan deteksi dini untuk mencegah banjir bandang dan banjir luapan. Jika sebelumnya Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (DPUPR) telah melaksanakan normalisasi saluran air, kini giliran Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) yang melakukan pembersihan sungai.
Kepala BPBD Kota Batu, Agung Sedayu menjelaskan pihaknya telah memetakan empat aliran sungai di kawasan hutan yang memiliki potensi menyebabkan banjir bandang.
Dari empat aliran sungai tersebut, terdapat 144 titik yang menjadi target pembersihan bersama para pihak terkait, seperti relawan taman hutan raya, Perhutani, relawan bencana, linmas, serta masyarakat setempat.
Selain itu, titik-titik rawan yang dapat memicu banjir juga telah dibersihkan. Untuk mendukung keberhasilan upaya ini, BPBD telah mengalokasikan anggaran sebesar Rp30 juta untuk kegiatan susur sungai.
Kota Batu Mulai Uji Coba Program Makan Bergizi Gratis untuk Siswa, Dukung Target Pemerintah 2025
Anggaran tersebut digunakan untuk mendukung proses pembersihan, termasuk kebutuhan makan dan minum petugas, peralatan kebersihan, vitamin bagi personel, serta tenaga ahli pemotongan kayu.
Agung menjelaskan bahwa pembersihan di aliran sungai kawasan hutan sangat penting untuk mencegah banjir bandang yang pernah terjadi pada tahun 2021 agar tidak terulang kembali.
Potensi banjir bandang tertinggi berada di wilayah Kecamatan Bumiaji, yang disebabkan oleh kebakaran hutan pada tahun 2019 yang membuat banyak pohon tumbang.
Kondisi ini menghambat aliran sungai dan menciptakan bendungan alami yang akhirnya jebol pada tahun 2021, menyebabkan aliran air menerjang rumah-rumah warga.
Manfaat Kroto Sebagai Pakan Burung Murai Batu, Simak Yuk!
Karena itu, fokus pembersihan diarahkan ke aliran sungai dalam hutan, yang meliputi pembersihan pohon tumbang sisa kebakaran serta sampah hutan.
Untuk membersihkan material kayu dan bambu, petugas memotongnya dalam ukuran sekitar 30 hingga 50 sentimeter. Setelah dipotong, kayu dan bambu tersebut dibakar bersama sampah hutan hingga benar-benar habis dan apinya padam.
Dalam setiap kali pembersihan, BPBD menerjunkan sekitar 30 orang personel. Pembersihan di satu aliran sungai membutuhkan waktu sekitar satu minggu, dengan jangkauan pembersihan sekitar 20 titik per hari.
Selama proses pembersihan, BPBD melibatkan pengawasan dari Perhutani untuk memastikan kegiatan tersebut sesuai dengan regulasi dan tidak merusak hutan.
7 Resep Cemilan Simple untuk Anak kos yang Nikmat dan Praktis, Bonus Mengenyangkan!
Selain itu, Agung juga menjelaskan tentang banjir luapan yang sering terjadi di beberapa titik di Kota Batu. Banjir luapan tersebut bersifat sementara dan kerap terjadi di musim hujan.
Di samping banjir bandang dan luapan, Kota Batu juga menghadapi ancaman tanah longsor saat musim hujan tiba. Sepanjang tahun 2023, tercatat ada 35 kejadian tanah longsor, sebagian besar terjadi di Kecamatan Bumiaji dan Kecamatan Batu.
Reporter : Arief Juli Prabowo
Editor: Shadinta Aulia Sanjaya