LINGKARWILIS.COM – Penampakan mock up rumah subsidi pemerintah hasil kerja sama Kementerian Perumahan dan Kawasan Permukiman (PKP) dengan Lippo Group tengah menjadi perbincangan hangat di media sosial.
Rumah subsidi pemerintah dengan luas bangunan 14 meter persegi itu dinilai terlalu kecil, bahkan lebih mirip kamar kos ketimbang rumah layak huni.
Pameran mock up ini digelar pada 12 Juni 2025 di Plaza Semanggi, Jakarta yang dibuka langsung oleh Menteri PKP Maruarar Sirait bersama CEO Lippo Group James Riady. Acara ini juga dihadiri oleh sejumlah pengembang senior, seperti Totok Lusida dan Endang Kawidjaja.
Dalam pameran tersebut, masyarakat bisa melihat langsung dua tipe rumah subsidi pemerintah yang ditawarkan.Tipe pertama memiliki luas tanah 25 meter persegi (2,6 x 9,6 meter) dengan bangunan 14 meter persegi.
Polri Bongkar Dua Kasus Besar Penyalahgunaan Gas LPG Subsidi di Jakarta, Kerugian Capai Rp14 Miliar
Sementara tipe kedua di design sedikit lebih besar serta bertingkat, dengan luas tanah 26,3 meter persegi (2,6 x 10,1 meter) dan bangunan 23,4 meter persegi.
Sebuah akun Instagram bernama @biasalahanakmuda membagikan review lengkap rumah subsidi tipe pertama. Dalam unggahannya, ia menunjukkan isi rumah yang langsung disambut ruang tamu berisi kursi, kulkas, TV, mesin cuci, dan dapur mungil. Masuk lebih dalam, terdapat satu kamar tidur dan kamar mandi mini.
Unggahan video review rumah memicu gelombang kritik dari warganet, banyak yang menyebut rumah subsidi tersebut lebih cocok disebut “kamar kos” karena keterbatasan ruang. Beberapa komentar yang viral antara lain:
“Ga ada tempat buat sholat? Tentu saja maksud pemerintah, biar kita sholat berjamaah ke masjid kann, MasyaAllah terbaikkk sekali 😭❤️” Tulis salah satu netizen.
“Ini bukan rumah tumbuh, tapi rumah begah 🔥” Lanjut netizen lainnya.
“Ga ramah ibu-ibu pengajian yg suka ngumpul di rumah” tulis netizen.
Cegah Cedera Jelang Porprov, KONI Batu Lakukan Cek Kesehatan Harian Atlet
Kementerian PKP melalui akun resminya tetap mendorong masyarakat, khususnya generasi milenial, untuk melihat langsung konsep rumah subsidi yang disebut “kekinian” itu.
Program rumah subsidi ini merupakan bagian dari target pembangunan 3 juta rumah oleh pemerintahan Presiden Prabowo Subianto. Pihak kementerian membuka ruang partisipasi publik untuk memberikan masukan dan saran atas desain rumah subsidi tersebut.
“Adanya dukungan publikasi serta masukan dari rekan-rekan media diharapkan mampu meningkatkan sosialisasi mengenai berbagai program perumahan, terutama Program 3 Juta Rumah,” tulis Kementerian PKP.
Meskipun konsep minimalis ditawarkan untuk menjawab keterbatasan lahan dan tingginya permintaan hunian di kota-kota besar seperti Jabodetabek, desain rumah ini memunculkan pertanyaan besar, apakah layak untuk dihuni sebagai rumah keluarga?
Editor: Shadinta Aulia Sanjaya