Daerah  

Harga Cabai dan Tomat Melonjak di Jombang, Cuaca Buruk Picu Gagal Panen

Harga Cabai dan Tomat Melonjak di Jombang, Cuaca Buruk Picu Gagal Panen
Pedagang melayani pembeli di Pasar Tradisional Pon Jombang, di tengah kenaikan harga cabai dan tomat akibat cuaca buruk yang memicu gagal panen. (ist)

LINGKARWILIS.COM – Cuaca buruk yang menyebabkan sejumlah petani gagal panen berdampak besar pada harga komoditas sayuran di pasar tradisional Kabupaten Jombang. Dua di antaranya yang mengalami kenaikan paling tajam adalah cabai dan tomat.

Di Pasar Tradisional Pon, harga cabai rawit melonjak drastis hingga mencapai Rp75 ribu per kilogram. Kenaikan ini hampir dua kali lipat dari harga normal yang sebelumnya berada di kisaran Rp40 ribu.

Hal serupa juga terjadi pada cabai merah besar yang kini dijual seharga Rp40 ribu per kilogram, naik dari harga awal Rp20 ribu.

“Kenaikan sudah terasa sejak sepuluh hari terakhir, naik terus Rp3 ribu sampai Rp5 ribu tiap harinya,” ujar Hari, salah satu pedagang sayuran, pada Senin (30/6).

Dulu Dikenal Angker, Kini Makam Mbah Buyut Sona Jadi Salah Satu Tujuan Wisata Religi di Jombang

Ia menjelaskan bahwa pasokan dari petani mulai menipis dan sebagian besar hasil panen mengalami kerusakan akibat cuaca ekstrem.

Selain cabai, harga tomat juga merangkak naik signifikan. Tomat biasa yang umum digunakan untuk keperluan bumbu dapur kini dijual dengan harga Rp18 ribu hingga Rp20 ribu per kilogram. Sementara jenis tomat buah bahkan menembus angka Rp30 ribu.

“Tomat paling terasa naiknya. Dulu cuma Rp10 ribu, sekarang bisa dua kali lipat. Karena cuaca buruk, banyak yang busuk dari petani,” jelas Hari.

Kondisi ini menyulitkan konsumen, terutama para pelaku usaha kecil seperti pedagang makanan. Salah satunya dirasakan oleh Mujiati, penjual nasi pecel dan nasi ampok, yang terpaksa menyiasati jumlah porsi dan penggunaan bahan agar tetap bisa bertahan.

Dulu Dikenal Angker, Kini Makam Mbah Buyut Sona Jadi Salah Satu Tujuan Wisata Religi di Jombang

“Biasanya tomat cuma Rp3.000, sekarang bisa Rp15.000. Terpaksa dikurangi porsinya, padahal harga jual tetap. Susah.,” ujarnya.

Kenaikan harga ini memicu keluhan dari masyarakat. Mereka berharap agar pemerintah daerah segera mengambil langkah untuk mengendalikan harga kebutuhan pokok dan menjaga stabilitas pasar tradisional.

Reporter: Agung Pamungkas

Editor: Shadinta Aulia Sanjaya

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *