Kediri, LINGKARWILIS.COM – Warga RT 24 RW 9 Kelurahan Blabak Kota Kediri bukan hanya menyoroti proyek talud penahan jalan tahun 2022 yang diduga bermasalah karena bukan berdasar usulan warga tetapi juga karena tidak melibatkan warga dalam proyek bangunan tersebut.
Saat berkumpul bersama warganya Sabtu (4/11/2023), malam di salah satu rumah warga. Zainal Abidin ketua RT 24 meminta jurnalis Lingkarwilis.com bertanya langsung pada warga apakah mereka dilibatkan sebagai pekerja.
Zainal Abidin menegaskan bahwa tidak ada satupun warganya yang ikut bekerja dalam proyek fisik tersebut. Sesuai hasil penelusurannya, pekerja yang dilibatkan dalam proyek talud penahan jalan itu justru dari wilayah lain.
“Kalau memang proyek talud penahan jalan itu usulan dari RT 24 dan menggunakan dana Prodamas RT 24, ya seharusnya warga saya dilibatkan, ini tidak ada sama sekali padahal beberapa warga saya ada yang bingung cari kerja,” ujar Zaenal.
Zainal Abidin juga tegas membantah ucapan bendahara Pokmas Sakti, Udin, yang sebelumnya mengatakan bahwa ada warga RT 24 yang dilibatkan sebagai pekerja dalam proyek itu.
“Tidak ada mas, sekali lagi tidak ada, mana, anda tahu sendiri semua warga saya sebelumnya tidak ada yang tahu bahwa proyek talud penahan jalan itu adalah proyeknya RT 24,” ungkapnya.
Baca Juga: Kota Kediri Kota Paling Bahagia, Warga Perumahan Villa Bulurejo Blabak: Omong Kosong
Bahkan kata Zainal Abidin, karena sangat butuh pekerjaan, 3 warganya yang saat itu sedang menganggur, sampai daftar melalui ketua RW agar dipekerjakan dalam proyek prodamas.
Sebagai ketua RT, Zainal Abidin menilai prinsip partisipatif tidak digunakan di Kelurahan Blabak dimana seharusnya anggota masyarakat di lingkungan RT berperan aktif dalam perencanaan, pelaksanaan, pengawasan dan pelestarian kegiatan pembangunan yang dananya bersumber dari Prodamas.
“lha kok caranya begini, warga saya juga ada yang nganggur dan butuh biaya untuk menghidupi anak istrinya,”ucapnya.
Sementara itu, Rohmat Setyo Riyanto, Kepala Kelurahan Blabak yang hadir dalam pertemuan tersebut mengaku akan mencari informasi, mengumpulkan data dan menelusuri proses pembangunan talud penahan jalan yang diatasnamakan usulan RT 24.
“Saya baru beberapa hari mendapat amanat sebagai Lurah Blabak, saya juga belum komunikasi intens dengan perangkat saya, demikian juga saya juga belum kenal dengan Pokmas nya, nanti akan kami pelajari dan telusuri, semua ada mekanismenya,” ujarnya di hadapan warga RT 24.
Sebelumnya, dalam sebuah kesempatan, ditemui jurnalis LINGKARWILIS.COM, Udin, bendahara Pokmas Sakti mengaku pembangunan talud penahan jalan sungai yang berbatasan dengan wilayah Ngreco Kecamatan Kandat biayanya Rp 50 juta dan sudah menjadi program. Namun dia mengaku tidak mengetahui proses pengajuannya.
Sedangkan dalam proses penggarapan proyek tersebut, kata Udin, ada warga RT 24 yang dilibatkan. “Ada mas, ada yang ikut kerja” kata Udin.***
Reporter : Agus Sulistio Budi
Editor : Hadiyin