Tanggul Jebol, Ratusan Hektar Sawah di Ponorogo Terendam Banjir dan Terancam Gagal Panen

Tanggul Jebol, Ratusan Hektar Sawah di Ponorogo Terendam Banjir dan Terancam Gagal Panen
Kondisi sawah yang berada di desa Purworejo Kecamatan Balong yang terendam banjir (sony)

Ponorogo, LINGKARWILIS.COM – Hujan deras yang melanda wilayah Ponorogo pada Selasa malam (21/1/2025) menyebabkan banjir yang merendam ratusan hektar lahan sawah. Tanaman padi yang sebagian besar baru berumur satu bulan kini terancam mati, sehingga petani menghadapi potensi gagal panen.

Menurut data Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Ponorogo, sekitar 100 hektar lahan pertanian terdampak banjir, terutama di Desa Purworejo, Tatung, Ngumpul, Sedarat di Kecamatan Balong, serta Desa Bringinan di Kecamatan Jambon.

Kepala BPBD Kabupaten Ponorogo, Masun, menyebutkan bahwa banjir diakibatkan oleh jebolnya tanggul di aliran Sungai Bengawan Solo yang melintasi wilayah tersebut.

Baca juga : Musim Hujan, Harga Cabai di Kabupaten Kediri Turun Drastis

Terdapat delapan titik tanggul jebol, termasuk enam titik di Desa Sendang Kecamatan Jambon dengan lebar 2–8 meter, satu titik di Desa Bringinan Kecamatan Jambon selebar 15 meter, dan satu titik di Desa Purworejo Kecamatan Balong dengan lebar 10 meter.

“Berdasarkan peringatan dini hidrometeorologi, wilayah selatan dan barat memang berpotensi terdampak hujan intensitas tinggi. Kami akan segera menutup tanggul yang jebol untuk mencegah banjir susulan, terutama karena hujan diperkirakan masih terjadi hingga akhir Februari,” jelas Masun, Rabu (22/1/2025).

Sementara itu, Kepala Desa Purworejo, Didik Subagyo, mengungkapkan bahwa lebih dari 30 hektar sawah di desanya tergenang air. Sebagian besar tanaman padi yang baru berumur satu bulan berisiko mati jika genangan tidak surut dalam beberapa hari ke depan.

Baca juga : Edukasi Pencegahan PMK pada Ternak Kambing di Kediri

“Jika digabung dengan desa sekitar, luas lahan yang terendam mencapai 100 hektar. Kerugiannya bisa mencapai ratusan juta rupiah. Satu hektar sawah membutuhkan biaya tanam sekitar Rp 7 juta, jadi total kerugian cukup besar,” tutur Didik.

BPBD memastikan bahwa banjir sejauh ini hanya merendam lahan pertanian dan belum masuk ke permukiman warga. Penanganan tanggul yang jebol menjadi prioritas agar bencana serupa tidak kembali terjadi.***

Reporter: Sony Dwi Prastyo

Editor : Hadiyin

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *