LINGKARWILIIS,COM – Program vaksinasi Human Papilomavirus (HPV) di Kabupaten Tulungagung terus digencarkan dengan menyasar anak perempuan berusia 11 hingga 12 tahun.
Meski mayoritas pelaksanaan dilakukan di sekolah dasar, Dinas Kesehatan setempat memastikan anak-anak yang tidak mengenyam bangku sekolah tetap mendapat akses vaksin, sebagai upaya pencegahan kanker serviks.
Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Dinas Kesehatan Tulungagung, Desi Lusiana Wardani, menyampaikan bahwa pelaksanaan vaksinasi HPV dilakukan rutin setiap tahun, bertepatan dengan Bulan Imunisasi yang digelar pada bulan Agustus.
Secara teknis, program ini menyasar siswi kelas 5 dan 6 SD. Tim kesehatan akan langsung mendatangi sekolah-sekolah untuk melaksanakan imunisasi tersebut.
Car Free Day Tercoreng! Tarif Parkir Liar di Tulungagung Dikeluhkan Warga
“Program vaksinasi HPV anak ini merupakan program baru, dan baru dimulai di tahun 2024 dan 2025 saat ini,” ujar Desi pada Kamis (26/6/2025).
Meski demikian, anak perempuan yang tidak terdaftar di sekolah juga tetap akan mendapatkan vaksin secara cuma-cuma.
“Pihak kami juga tidak semata-mata tutup mata jika terdapat anak perempuan dengan usia 11 tahun hingga 12 tahun yang tidak bersekolah,” tegasnya.
Vaksinasi HPV merupakan program kesehatan nasional yang menjamin seluruh anak perempuan di Indonesia memperoleh perlindungan dari risiko kanker serviks. Di Tulungagung, layanan ini bisa diakses gratis melalui seluruh Puskesmas.
Resahkan Warga! Arena Sabung Ayam di Malang Akhirnya Dibongkar dan Dibakar
“Pelayanan di Puskesmas biasanya dipenuhi anak berkebutuhan khusus, karena memang mereka secara eksklusif dilayani,” imbuhnya.
Untuk teknis pemberian, vaksin diberikan dalam dua dosis, yakni saat anak berusia 11 dan 12 tahun, berbeda dari vaksinasi HPV untuk orang dewasa.
Berdasarkan data Dinkes, sebanyak 7.198 anak perempuan telah menerima dosis pertama vaksin HPV pada 2024 dari total target 7.268 anak. Dengan demikian, cakupan program sudah mencapai 99,04 persen.
Sisa anak yang belum divaksin umumnya disebabkan oleh kepindahan domisili ke luar Tulungagung. “Ketika anak ini pindah domisili, dipastikan mereka tetap mendapatkan vaksin HPV di lokasi pemindahan, karena ini merupakan program nasional,” pungkas Desi.