Lingkarwilis.com – Selain populer dengan Gunung Kelud, Kediri juga dikenal sarat akan sejarah. Salah satu bukti peninggalannya yaitu Arca Totok Kerot dimana pada artikel ini akan dibahas Asal Usul Arca Totok Kerot.
Arca Totok Kerot merupakan prasasti peninggalan zaman Raja Aji di Lodaya, Kerajaan Pamenang yang kini daerahnya terletak di Bulupasar, Kecamatan Pagu, Kabupaten Kediri.
Selain itu, Arca Totok Kerot disebut sebagai patung Dwarapala atau penjaga gapura Kerajaan Kediri yang saat itu dipimpin oleh Sri Aji Joyoboyo.
Sri Aji Joyoboyo sendiri merupakan seorang raja yang terkenal, mempunyai reputasi yang sukses di kerajaan Kediri.
Ia dikenal oleh masyarakat karena keahliannya dalam meramal yang dikenal dengan Jangka Joyoboyo. Salah satu bukti dari keahlian yang luar biasa ini adalah adanya Arca Totok Kerot.
Baca Juga: Intip Jadwal Film XXI Kediri Hari Ini 24 Juli 2023, Lengkap dengan Harga Tiket
Berdasarkan cerita Asal Usul Arca Totok Kerot, arca ini terbentuk karena kekuatan ajaib dari Raja Kediri. Cerita itu bermula, di ibu kota Kediri yang bernama Dahanapura tempat yang sangat damai dan aman.
Tempat tersebut menjadi impian para pedagang karena keadaannya yang tenang. Dahanapura juga memiliki tanah subur untuk para petani dan memberikan kenyamanan kepada masyarakatnya.
Karena pada masa itu, Raja Sri Aji Joyoboyo, yang memimpin Kerajaan Kediri dengan bijaksana, merasa tenang di Dahanapura.
Berkat sikap bijaksana sang raja, Kerajaan Kediri selalu dalam keadaan yang makmur dan masyarakat hidup harmonis, aman, dan damai.
Kisah Asal Usul Arca Totok Kerot
Terdapat beberapa versi cerita tentang Asal Usul Arca Totok Kerot Kediri ini yang keduanya memiliki kisah berbeda, namun memiliki yang sama.
Asal Usul Arca Totok Kerot Versi pertama menceritakan tentang Putri Lodaya yang ingin menguji kekuatan dengan Prabu Sri Aji Joyoboyo.
Namun, Putri tersebut kalah dalam pertarungan melawan sang raja dan akhirnya, dikutuk menjadi patung raksasa.
Asal Usul Arca Totok Kerot Versi kedua menceritakan tentang Dewi Surengrana, yang merupakan istri dari Sri Aji Jayabaya, yang terlibat pertengkaran dengan Dewi Sekartaji.
Dewi Surengrana memiliki sifat dan perilaku yang buruk dalam hidupnya, sehingga ia dikenal dengan sebutan Totok Kerot oleh orang-orang di sekitarnya.
Sebutan tersebut berasal dari kata “methotok” yang berarti bersungut-sungut dan “kerot” yang berarti menggigit gigi. Setelah kematiannya, Dewi Surengrana diwujudkan menjadi Arca Totok Kerot.
Versi selanjutnya, cerita menceritakan tentang seorang putri yang cantik bernama Putri Lodaya yang berniat melamar Raja Joyoboyo.
Baca Juga: Polres Nganjuk Amankan Belasan Pemuda yang Nekat Konvoi saat Pengesahan Warga Baru PSHT, Ini Infonya
Namun sayangnya, niat baiknya tidak berhasil karena sang raja menolaknya. Karena itu, sang putri merasa sangat marah dan mengirim pasukannya untuk menyerang Kediri dan merusak keratonnya.
Dalam situasi ini, sang putri terlihat gelisah karena pasukan Kediri yang kuat dan terkenal membuat mereka tidak mampu menghadapinya.
Akhirnya, Putri Lodaya mengalami kekalahan. Saat menjadi tawanan raja dan berdiri di hadapannya, sang putri menjadi marah dan bahkan menghina Raja Joyoboyo.
Akibatnya, Raja Joyoboyo menjadi sangat marah dan mengucapkan sebuah kutukan, menyebut bahwa Putri Lodaya seperti seorang monster. Tiba-tiba, bentuknya berubah menjadi patung raksasa yang dikenal sebagai Totok Kerot.