Hamas Tuding Israel Langgar Gencatan Senjata dengan Menunda Pertukaran Tahanan

Hamas Tuduh Israel Langgar Gencatan Senjata dengan Menunda Pertukaran Tahanan
Para pejuang Al-Qassam saat menjaga Lapangan Al Saraya di Kota Gaza saat pembebasan tiga sandera Israel. (Foto: Anadolu)

GAZA, LINGKARWILIS.COM – Hamas menuding Israel telah melanggar perjanjian gencatan senjata di Gaza dengan menunda pembebasan ratusan tahanan Palestina yang seharusnya dibebaskan pada Sabtu (22/2) sebagai bagian dari kesepakatan pertukaran dengan enam sandera Israel.

Dilansir dari laman Minanews,  juru Bicara Hamas, Abdel Latif Al-Qanou, menyebut bahwa kegagalan Israel dalam memenuhi pembebasan tahanan pada gelombang ketujuh merupakan pelanggaran serius terhadap perjanjian yang telah disepakati.

Al-Qanou menuding Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu bertanggung jawab atas kelambanan ini.

Baca juga : Israel Bentuk Lembaga Pemerintah untuk Pemindahan Warga Palestina di Gaza, Disebut sebagai Upaya Pembersihan Etnisersihan Etnis

Pertukaran tahanan ini merupakan bagian dari kesepakatan gencatan senjata yang bertujuan untuk membebaskan sandera Israel yang ditahan Hamas, dengan imbalan pembebasan tahanan Palestina di penjara Israel.

Namun, keterlambatan dalam realisasi kesepakatan tersebut semakin memperburuk ketegangan dan memicu pertanyaan terkait keberlanjutan gencatan senjata.

Sebelumnya, Hamas juga menuding Netanyahu sengaja menghambat negosiasi terkait fase kedua gencatan senjata. Hamas menyatakan bahwa meskipun pihaknya siap melanjutkan perundingan, implementasi tahap lanjutan belum benar-benar berjalan.

Baca juga : Sebanyak 226 Situs Arkeologi di Gaza Rusak akibat Serangan Israel

Israel dilaporkan telah menetapkan syarat ketat untuk kelanjutan gencatan senjata, termasuk pelucutan senjata Hamas, pengecualian Hamas dari pemerintahan Gaza, serta pembebasan seluruh sandera Israel dalam satu kesepakatan tanpa jaminan hak-hak tahanan Palestina.

Menurut laporan Perusahaan Penyiaran Publik Israel (IPBC), tuntutan ini memicu reaksi keras dari Hamas dan memperuncing ketegangan politik di internal pemerintahan Israel.

Meskipun secara resmi ada kesepakatan gencatan senjata, situasi di Gaza tetap memanas. Awal pekan ini, serangan udara Israel dilaporkan menargetkan warga Palestina di Rafah, menyebabkan satu orang tewas dan beberapa lainnya terluka.

Sementara itu, Menteri Luar Negeri Israel, Gideon Saar, menyebut bahwa pembicaraan lanjutan mengenai perjanjian gencatan senjata akan dimulai pekan ini. Namun, informasi yang bertentangan terus bermunculan mengenai perkembangan negosiasi tersebut.

Hamas menegaskan bahwa pihaknya tetap berkomitmen pada perjanjian pertukaran tahanan, tetapi memperingatkan bahwa langkah-langkah politik Israel berpotensi melemahkan solidaritas Palestina.***

Editor : Hadiyin

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *