Hasil Laboratorium Keluar, Satreskrim Polres Ponorogo Naikkan Kasus Keracunan Massal ke Tahap Penyidikan

Hasil Laboratorium Keluar, Satreskrim Polres Ponorogo Naikkan Kasus Keracunan Massal ke Tahap Penyidikan
Kasatreskrim Polres Ponorogo, AKP Rudi Hidajanto saat melakukan olah TKP (Sony)

Ponorogo, LINGKARWILIS.COM – Satreskrim Polres Ponorogo resmi menaikkan status kasus keracunan massal yang menyebabkan puluhan korban dan satu orang meninggal dunia pada pekan lalu dari tahap penyelidikan ke penyidikan.

Kasatreskrim Polres Ponorogo, AKP Rudi Hidajanto, mengungkapkan bahwa peningkatan status ini dilakukan setelah hasil uji laboratorium terhadap sampel makanan yang diduga menjadi penyebab keracunan telah keluar.

“Hasil laboratorium sudah kami terima, dan berdasarkan temuan tersebut, status kasus ini kini resmi ditingkatkan ke tahap penyidikan,” ujar AKP Rudi saat dikonfirmasi melalui telepon, Jumat (7/2/2025).

Baca juga : Lima Kapolsek dan Kasat Narkoba Polres Kediri Berganti, Ini Daftar Penggantinya

Meski demikian, Rudi menjelaskan bahwa pihaknya belum dapat mengungkapkan secara rinci hasil uji laboratorium tersebut. Sebab, analisis lebih lanjut dari tim ahli masih diperlukan untuk memastikan kandungan yang terdapat dalam sampel makanan tersebut. Terlebih, uji laboratorium ini melibatkan tim dari Provinsi Jawa Timur.

“Labkesda Ponorogo bekerja sama dengan tim dari Provinsi Jawa Timur dalam pemeriksaan ini. Hasilnya memang sudah ada, namun butuh analisis mendalam dari ahli untuk membaca dan menyimpulkan kandungan dalam sampel tersebut,” paparnya.

Selain itu, pihak kepolisian juga telah melakukan serangkaian olah Tempat Kejadian Perkara (TKP) di beberapa lokasi, termasuk di Desa Bondrang, Kecamatan Sawoo, serta di sebuah pondok pesantren di Desa Belang, Kecamatan Bungkal.

Baca juga : Dispendukcapil Kabupaten Kediri Permudah Ibu Melahirkan dengan Layanan Adminduk Lengkap

“Kami sudah beberapa kali melakukan olah TKP, termasuk memeriksa sejumlah saksi dan pemilik katering yang menyediakan makanan,” tegasnya.

Tak hanya sampel makanan yang dikonsumsi korban, tim penyidik juga mengambil beberapa sampel lain untuk diuji, seperti air keran, kecap manis, serta air putih yang disajikan kepada tamu undangan dalam acara tersebut.

“Kami tidak hanya memeriksa sisa makanan, tetapi juga bahan-bahan lain yang berpotensi menjadi sumber kontaminasi. Namun, hasil uji laboratorium ini tetap harus ditelaah lebih lanjut oleh tim ahli,” imbuhnya.

Sebagai informasi, puluhan warga Desa Bondrang, Kecamatan Sawoo, serta sejumlah santri dan pengurus pondok pesantren di Desa Belang, Kecamatan Bungkal, mengalami gejala keracunan berupa mual dan diare setelah mengonsumsi sate gule dari sebuah katering.

Tragisnya, insiden ini juga menyebabkan satu orang meninggal dunia setelah sempat menjalani perawatan intensif.***

Reporter: Sony Dwi Prastyo

Editor: Hadiyin

 

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *