Kepala BPBD Trenggalek, Triadi Admono mengatakan kekeringan diperkirakan akan terus meluas karena musim hujan tahun ini mundur. Tahun sebelumnya, awal Oktober wilayah Trenggalek sudah diguyur hujan.
“Di Trenggalek ada yang awal November, ada yang ikut Desember,” kata Triadi, Rabu (11/10).
Untuk menanggulangi itu, digelontorkan bantuan air bersih ke daerah terdampak kekeringan mengingat sumur air warga banyak yang mengering.
Hingga saat ini ada sebanyak 163 tangki berisi air bersih yang sudah digelontorkan.
“Kemudian upaya penanganan bersama kita, ada sebanyak 42 tandon, 335 jeriken dan 26 terpal yang sudah didistribusikan ke masyarakat,” imbuhnya.
Sebelumnya, per 3 Oktober, kekeringan di Trenggalek melanda 11 desa/kelurahan di 7 kecamatan. Namun kekeringan di tengah puncak musim kemarau itu bertambah enam desa dan 3 kecamatan.
Untuk menanggulangi itu, pemerintah daerah tengah mengusulkan bantuan pembuatan sumur bor kepada BNPB melalui Pemprov Jatim dengan estimasi anggaran mencapai lebih dari Rp 8 miliar.
“Berkaca pada dampak kekeringan 2019 lalu, titik sumur bor itu direncanakan ada di 66 desa,” pungkasnya.***
Reporter : Angga Prasetya
Editor : Hadiyin